AnuGa Smg Blogspot

Tahun Baru 1430 H
Monday 29 December 2008 | 4 Comments
.

Selamat Tahun Baru 1430 H


Semoga Allah SWT memberikan kebaikan kepada kita semua

dan menjadikannya sebagai tahun kebaikan dan barakah


Amin

*
Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan,
janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.
(Al Hikam - Ibn 'Atha'illah)
.
posted by Nuga @ 12/29/2008 07:17:00 pm
 
Kita hanyalah Wayang...
Friday 26 December 2008 | 3 Comments

Wayang disebut sebagai kabudayan adhi luhung. Sebuah kebudayaan yang sarat akan falsafah kehidupan yang luhur. Mulai dari gamelan, bentuk wayang, penokohan, gunungan, lakon, goro-goro dll. Semua mengandung makna yang sangat dalam.


Satu contoh adalah Tokoh Semar. Semar sebenarnya adalah gambaran dunia ini. Perhatikan mimik wajahnya, bibirnya tertawa, tapi matanya meneteskan luh, menangis. Melambangkan
kehidupan ini ada susah, ada bahagia. Semar adalah laki-laki, tapi sosoknya perempuan. Meskipun Semar adalah pelayan bagi bendara-nya, tapi sebenarnya dia adalah seorang dewa. Semar selalu berlakon low profile tapi dia adalah sang pamomong yang sangat peng-pengan tak terkalahkan, bahkan oleh Bethara Guru sekalipun. Masih sangat banyak lagi petuah yang dapat kita petik jika kita mau ‘nguri-uri’ kabudayan adi luhung berupa wayang ini.

Adalah tidak gampang untuk menjadi seorang dhalang. Di masa lalu seorang dhalang kondang perlu melakukan lelaku, tapa brata dan tirakat. Mereka punya ‘lambaran’, yang sanggup mengantisipasi bermacam gangguan. Mereka dituntut tidak ngantuk, tidak pegal-pegal, tidak beser, betah duduk dan suluk yang selalu nyaring semalam suntuk hingga tancep kayon. Dan hebatnya seorang dalang paling tidak harus bisa menyuarakan 30 jenis karakter yang berbeda.

Menakjubkan bahwa di era tradisionil Blencong (lampu penerangan di atas layar) dahulu hanya menggunakan bahan bakar minyak jarak dan jadah sebagai sumbunya, tapi sekarang sudah diganti dengan efek dan tata lampu ratusan watt yang beraneka warna.

Alkisah, dahulu kala Sunan Kalijaga menggelar wayang kulit dengan mensyaratkan syahadat sebagai “karcis” bagi mereka yang ingin menonton. Ini merupakan metode syiar atau penyebaran agama Islam beliau dalam kabudayan Jawi. Yang salah satu karyanya dapat kita lihat dalam tembangnya Lir-Ilir.

Alam dan kehidupan ini adalah bagaikan ‘pakeliran’. Seringkali kita lalai, bahwa kita adalah wayang yang dilakonkan oleh Sang Dalang. Gusti Allah mengatur segalanya, kapan kita dikeluarkan dari kothak, melakonkan kehidupan, kapan harus berperang, kapan dimatikan semua sudah digariskan. Kita sebagai wayang kehidupan tidak bisa menolak. Jika takdir telah menentukan menjadi Durmagati, tidak bisa kita minta supaya jadi sakti dan setampan Harjuna.

Meskipun begitu (jika kita mau) kita bisa ikhtiar dengan maksimal agar setidaknya dapat
mencontoh kebaikannya, budi pekertinya, ilmunya, perilakunya dan pandangan hidupnya. Sebagaimana Togog seorang pelayan di pihak Kurawa selalu ngelingke dan memberi input kebaikan pada ndoro-ndoro kurawanya, tapi tidak pernah digubris. Begitu juga dengan Kumbokarno yang rela gugur bukan membela rajanya yang lalim, tapi karena sangat loyal dan komitmennya dalam membela tanah airnya.

Pandawa yang hanya lima itu adalah lambang kebenaran, dan Kurawa yang seratus (banyak) melambangkan angkara murka, keserakahan, kebatilan. Plesetan istilah “a few good man”, bahwa manusia-manusia pilihan itu tidak banyak jumlahnya, sementara untuk jadi manusia keblinger amatlah mudah dan sangat banyak.

Alangkah bijak jika kita mau mengambil falsafah dari wayang, bahwa kebenaran akan selalu menang, dan yang salah pasti akan kalah. Sudah pakem bahwa jika kita selalu berjalan lurus, kita akan beroleh kemenangan kelak, dan apabila kita melenceng dari aturan, maka kita akan kalah. Tetaplah tersenyum walau dalam tangis, dan tetaplah bersyukur walau aneka ujian datang menerpa. Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti.

.
posted by Nuga @ 12/26/2008 02:36:00 pm
 
MOTHER DAY
Monday 22 December 2008 | 12 Comments

Bagi anak tak cukup hanya ibu bijak. Tak cukup hanya bisa menyusui, sebagai ibu perlu punya lebih dari hanya sekedar naluri supaya anak yang dibesarkan berkualitas. Peran sebagai ibu perlu diisi, karena hari depan anak-anak bahkan hari depan bangsa ada di tangan ibu, dan masih belum tergantikan.. Sedang anak tak Mungkin memilih siapa ibunya...

Beratnya beban ibu, karena di tangan ibulah anak itu akan menjadi seperti apa. Setiap ibu memikul tugas mulai mengandung, melahirkan, sampai membesarkan anak agar menjadi orang yang berkualitas. Sayangnya.. tidak semua perempuan mumpuni sebagai ibu. Tidak hanya terbatas pada urusan kesehatan, dan pendidikan saja, tapi bagaimana anak bisa tumbuh optimal kalau ibu tidak tahu bagaimana membesarkan anak dengan benar.

Harga ketidaktahuan seperti itu harus dibayar mahal, lebih mahal lagi kalau seorang ibu salah dalam mengasuh dan mendidik anaknya, Bisa jadi anak setelah dewasa akan mengalami penyimpangan berpikirnya, perasaanya , dan juga perilakunya.

Para ibu melakukan peran yang mulia. Bukan saja urusan anak, kualitas keluarga juga ada di tangan seorang ibu. Di meja makan ibulah kualitas kesehatan keluarga ditentukan, ini karena Ibu menjadi sentral bagi keluarga. Bahkan dengan tangan lembut Ibu seorang anak berhasil meraih impiannya yang tentu saja atas ridho Allah SWT.

Seorang Ibu mengabdikan diri sepenuhnya dalam kerja dan tugas sehari-hari, kadang harus mengorbankan perasaan, pendapat, dan kehendak, itulah salah satu kekuatan perjuangan ibu.Bangun tengah malam untuk mengganti popok anaknya, belum lagi kalau anaknya sakit, seorang ibu harus bekerja ekstra, ditambah lagi menyiapkan kebutuhan keluarga dipagi hari, itulah kerja harian ibu..

Kodrat perempuan sebagai seorang Ibu adalah bersifat melayani, dalam kehidupan sehari-hari juga dialami bahwa pendekatan perempuan pada umumnya jauh lebih manusiawi dibandingkan dengan pendekatan laki-laki, sebab perempuan itu mudah senyum dan kaya dengan kata. Tetapi dalam rumah tangga maupun kehidupan, seorang Ibu kadang hanya dipandang sebelah mata. Dalam hal ini harus diakui bahwa perempuan sebagai manusia adalah makhluk sosial dan individu yang kuat, dia juga mampu membentuk dirinya sendiri, memilih, menentukan pemikiran dan tata tingkah lakunya.

Potensi perempuan tak boleh disia-siakan begitu saja, "Kaum perempuan” memiliki naluri untuk menaburkan kasih-sayang sehingga wajarlah jika perempuan diberikan kesempatan dan hak serta kewajiban yang sama dengan kaum laki-laki dalam berbagai bidang.

Ibu sejati adalah ibu yang mampu membimbing anak-anaknya mampu belajar memaknai hidup, Ibu yang berani melepaskan anaknya untuk memilih pasangannya, memilih bentuk hidup, dan menentukan masa depannya. Ibu sejati ibarat matahari yang senantiasa menyinari tanpa berharap menerima kembali.




Kadang peran Ibu juga sebagai tulang punggung dan kunci penggerak ekonomi bagi keluarganya, di tengah krisis ekonomi seperti sekarang ini, PHK dan efisiensi sedang marak dilakukan oleh perusahaan yang imbasnya adalah salah satu diantara para suami kena PHK.

Maka saat itulah seorang ibu mau tidak mau harus bisa mem-back-up (mengambil alih) untuk mempertahankan ekonomi keluarga. Tidak hanya terbatas pada uang sekolah atau uang jajan saja, tetapi juga uang belanja sehari-hari supaya anak-anak dan keluarganya tetap bisa bertahan hidup. Saat itulah seorang ibu harus bekerja keras membanting tulang, ada yang bekerja sebagai pegawai kantoran (mereka yang memiliki kesempatan serta latar belakang pendidikan cukup juga keahlian tentunya)

Dan ada yang menjadi pembantu rumah tangga, buruh angkut di pasar, buruh cuci, demi mencukupi kebutuhan keluarganya..Contoh-contoh diatas adalah sebagian kecil dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan sebagai Ibu yang punya tanggung jawab moral terhadap anak dan keluarganya.

Itupun kadang masih tak cukup, belum lagi perlakuan semena-mena terhadap kaum Ibu masih banyak terjadi, tak sedikit kaum ibu yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan kehidupan, jika tidak bisa menyikapi dampaknya sangat mengerikan, keputus-asaan menghampiri karena tidak dilandasi dengan agama, wawasan serta iman yang kuat, yang akhirnya berujung pada depresi baik phisik maupun psikis...

Maka agar tehindar dari rasa putus asa, sebagai perempuan sekaligus ibu dari anak-anak harus pandai dalam bergaul dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.

Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh?

Teruslah berjuang kaum perempuan dimana saja...Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah SAW.


posted by Tyas

posted by Nuga @ 12/22/2008 10:31:00 pm
 
Uni Minongko Puji
Wednesday 17 December 2008 | 6 Comments


Dalam dunia IT kita pernah mengenal istilah WYSWYG (What You See Is What You Get). Kali ini saya pelintir sedikit menjadi What You Say Is What You Get atau yang artinya : “Anda...adalah APA yang anda ucapkan

Percayakah kita akan hal ini?
Tanpa kita sadari ternyata kita, baik dalam guyonan, kesal, marah, atau putus asa seringkali kita melontarkan kata-kata yang tidak baik. Bermacam kata mulai dari keluh kesah, umpatan, makian, sumpah serapah, sampai nyepatani, sangat akrab di telinga kita.

Dulu, seorang sepuh pernah menasehatiku, gara-gara mendengar aku begitu sering berkata yang bernada pesimis, minder, dan putus asa. Sebuah teguran untukku bahwa ‘uni minongko puji’, hingga pada akhirnya aku membuktikan sendiri.

Pernah kubaca sebuah kalimat penyemangat yang hebat, ditulis besar-besar dalam bentuk relief di halaman sebuah sekolahan (domensa) yang berbunyi AKU BUKAN MANUSIA BIASA, AKU ADALAH MANUSIA LUAR BIASA. Dan hasilnya adalah manusia-manusia yang rata-rata sukses dalam hal kesejahteraan maupun bisnisnya.
Satu lagi kebalikannya adalah sebuah kedai kecil nan reot, di layar bertuliskan SABAR MENANTI”, “SEDERHANA”, “ISAKU IKI”, “SELALU MENDERITAdll. Sama sekali tidak ada semangatnya. Pasrah, cukup, ngalah, nriman, tapi dalam hal yang kurang tepat. Hasilnya juga akan begitu-begitu saja.

Sudah biasa, jika kita sedang bermasalah selalu nggresah dengan kata-kata yang buruk dan pesimistis. Secara tidak sadar orang justru sering mendoakan anaknya sendiri “Dasar bandel, cah bodo, nuakale poolll, ben digondhol setan...” dll. Tidakkah terpikir oleh kita kita untuk mencoba ber-inovasi dengan hal-hal yang baru?. Umpamanya saat sedang uring-uringan, kita lontarkan saja kata-kata manis dan doa yang baik. Misalnya “Awas kamu!!, kamu akan kaya raya kelak, kamu akan baik hati, kamu akan pinter nanti... awas ya!!!”, meskipun kita dongkol setengah mati.

Memang tidak serta merta kita lantas menjadi seperti apa yang kita ucapkan, Allah yang Maha Tahu telah berbaik hati mencegah segala kecakacauan itu. Tidak bisa dibayangkan jika kita marah lantas guntur menggelegar. Lalu sesiapa yang hanya kita tunjuk berubah jadi monyet. Alhamdulillah tidak seperti itu.
Tapi perlu kita waspada, bahwa ada kekuatan Sang Lathif, yang dengan sangat lembut telah merubah segala sesuatu menjadi sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana kelembutan pertumbuhan kita dari bayi hingga menjadi dewasa. Merambat dengan sangat halus, tak terduga.

Banyak eksperimen yang kita tahu, misalnya nasi yang diletakkan dalam botol kemudian diperdengarkan kata-kata baik ternyata menjadi lebih tahan lama, putih dan berbau harum dibanding nasi yang satunya yang lebih cepat basi ketika diberi kata-kata negatif secara terus menerus.

Penelitian lainnya adalah air yang diperdengarkan kata-kata baik dan kata-kata buruk dapat menghasilkan kristal-kristal air yang berbeda. Yang baik akan menjadi teratur sebentuk bunga yang indah. Sedangkan yang yang buruk menjadi tidak beraturan runcing dan tajam. Dan perlu diketahui bahwa 60% tubuh kita terdiri dari cairan.

Allah SWT berfirman yang artinya kurang lebih “Aku adalah sebagaimana prasangka hamba-Ku”. Kemudian dalam hadits Rasulullah saw pun mengajarkan bahwa kita harus saling memanggil dengan sebutan atau nama-nama yang baik dan berkata-kata yang baik.

Dengan pesimistis, orang sudah kalah separo bagian sebelum bertanding, sedangkan dengan optimistis orang berarti sudah menang separo bagian sebelum bertanding.
Hidup adalah pilihan, maka pilihlah yang baik. Dunia ini memang lautan masalah dan bergunung persoalan. Sorga akan jadi tidak menarik kalau di dunia segalanya serba mudah dan menyenangkan.

Maka dari itu mari kita jaga lisan kita dengan berkata-kata yang baik. Karena uni adalah puji. Kata-kata anda adalah...doa.


*


posted by Nuga @ 12/17/2008 11:26:00 am
 
SITER, PENGIRING MAKAN SIANG
Saturday 13 December 2008 | 10 Comments

Siang itu , aku dan teman-teman-kantor berencana makan siang diluar, bingung mencari tempat makan sekaligus makan apa siang ini, karena hampir semua tempat makan sudah pernah disambangi..setelah keluar kantor ternyata udara diluar panasnya sangat menyengat, akhirnya aku dan teman-teman makan di warung langganan belakang kantor... Seperti biasa menu andalannya (ini menjiplak bahasa mas Nuga) adalah ayam bakar dan udang goreng tepung,,,,hmmm.... yummmi..tapi untuk mendapatkan menu itu juga tidak gampang karena harus antri panjang...

Sembari nunggu menu yang dipesan, aku dan teman-teman memesan minuman dingin. Hari–hari sebelumnya diwarung ini biasanya dihibur oleh pemusik jalanan, tapi kali ini beda. Aku melihat rombongan pengamen membawakan tembang jawa dengan diiringi alat musik siter (gitar khas Jawa), aku memang kurang paham makna tembang yang dibawakannya tetapi tembang itu sungguh enak di dengar dan cukup familiar di telingaku, dan kebetulan aku suka sesuatu yang bernuansa klasik.. karena klasik itu indah....

Dari cerita Eyang aku tau dan mendengar kesenian tradisional siteran yang pernah berkembang subur, alunan dawainya menyejukkan hati, siter meskipun dimainkan dalam nada cepat ataupun lembut, Irama yang dihasilkan seakan membuai dan memberi kesan damai pada orang yang mendengarnya. Bahkan bagi penggemar siter, suara yang dihasilkan alat musik ini sangat melodius dan bernuansa mistis.

Namun seni siter perlahan mulai pudar. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman serta pengaruh budaya barat yang perlahan-lahan mulai mengikis kebudayaan bangsa kita..Kini mungkin tinggal beberapa orang saja yang masih mau berprofesi sebagai pesinden siteran. Penikmat seni siteran pun semakin terkikis...anak-anak remaja sekarang lebih menyukai musik ber gen-re Metal, Rock, ataupun R & B karena takut dikatakan ndeso atau kampungan...

Rombongan ini hanya ngamen dari satu tempat ke tempat lainnya, tiap hari berkeliling, untuk menopang kehidupan ekonomi keluarga,

"Ini hanya contoh kecil dan satu-satunya cara menunjukkan kepada masyarakat, bahwa Siteran masih ada. Tapi, beginilah nasib kesenian yang mereka geluti.. ibaratnya hidup enggan mati tak mau. "Siteran lebih menonjolkan estetika dalam berkesenian, dan tak pernah dibalut oleh gemerlap kemewahan ”

Eyang, dan Papa mengaku pernah gandrung dengan kesenian siteran, mereka sering merindukan dan nanggap musik siteran baik yang ada atau tidak ada pesindennya. Keindahan pada bait-bait tembangnya dan kesyahduan suara khas siter dibawakan dengan suasana guyub. Mereka saling menjaga satu dan lainnya, terutama terhadap pesindennya. Ini mencerminkan bahwa nuansa dan rasa persaudaraan yang menjadi ciri khas seni siteran.

Ironisnya kini tak ada lagi generasi yang tersisa, yang mau dan akan melanjutkan seni siteran, siteran kini tinggalah kenangan dan cerita yang telah ditelan zaman... sudah lama hilang, dan tak ada lagi pemain siter yang masih eksis.

Matinya Siteran karena kedudukan pesinden tidak bisa digantikan. "Yang bisa menggantikan hanya para sinden wayang. Itu pun jumlahnya sangat terbatas, sedangkan seorang sinden tayub sekalipun takkan mampu menembang di Siteran,"

Pesan moral dari tulisan ini adalah : Siter adalah salah satu kebudayaan yang seharusnya dilestarikan keberadaannya, kalau orang bule saja tertarik memainkan alat musik ini...kenapa bangsa kita sendiri enggan... Apakah pada akhirnya kita juga harus mengimpor guru siter dari manca negara ??
Posted by Tyas
posted by Nuga @ 12/13/2008 01:54:00 pm
 
TAWAKAL
Wednesday 10 December 2008 | 5 Comments
.
Kelembutan pagi hari..
Yang diselimuti senda, tawa, manja dan canda..
Yang dipeluk suka cita dan riang gembira..
Di padang ilalang gembala tlah sirna dikerja surya.

Kehangatan siang hari..
Yang dibalut haus dan dahaga..
Dan lapisi cinta serta kembara..
Yang diiputi angan dan legenda..
Keteduhan sore hari terdampar di depan mata.

Tapi aku enggan kemana-mana..
Meski hanya untuk sekedar mengarang kisah dan cerita..
Selain tinggal menyiapkan sisa-sisa usia..
Dalam munajat aku menunggu dengan pasrah.

Kawan..adakah yang melukiskan temaram senja.
Sebelum malam tiba?...
Biar matahari belum juga tenggelam..
Aku mencari bayang-bayang surgawi.

Kutegarkan hasrat hati...
Disetiap lelap malam kutundukkan wajahku..
Dan kusandarkan semua urusanku kepada-Mu..
Dimanapun Engkau tetap kuimani.

Bagaimanapun Engkau selalu kuyakini...
Lalu ku baca lagi isi kalam-Mu..
Di hatiku kusimpan teka teki Dzat-Mu..
Bagaimana aku hendak menatap wajah-Mu..
Agar aku bisa menggapai hakikat-Mu.



Dan bertawakkallah kepada Allah, dan cukuplah Allah sebagai wakil. (Annisa’81)

posted by Tyas
posted by Nuga @ 12/10/2008 08:10:00 pm
 
Selamat Hari Raya Idul Adha 1429 H
Monday 8 December 2008 | 1 Comments


Selamat Hari Raya Idul Adha 1429 H


Mari kita sembelih qurban,
kita binasakan perangai kebinatangan
Kendalikan hawa nafsu
jangan sampai kita menjadi
Man is a vertical pig,
and Pig is a horizontal man
Rahmat Allah bagi kita semua
Salam....
.

posted by Nuga @ 12/08/2008 07:03:00 am
 
SITI HAJAR DAN AIR ZAMZAM
Saturday 6 December 2008 | 3 Comments












Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak di bawah tanah, sekitar 20 meter di sebelah tenggara Ka'bah. Mata air atau Sumur ini mengeluarkan air zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Setelah minum air Zamzam kita menghadap Ka’bah.

Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak
dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail A.S. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali.Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.

Penjelasan tentang cerita ini adalah sbb :

Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka berhenti di bawah sebatang pohon yang kering. Berkali-kali Nabi Ibrahim as menyeka peluh yang bercucuran diwajahnya. Ia terus saja menunggang unta bersama istri keduanya Hajar. Saat itu terik matahari sangat menyengat dan mereka berada ditengah tengah padang pasir yang kering kerontang. Sepanjang perjalanan itu, tiada sepatah katapun yang keluar dari mulut Ibrahim. Dikuatkan hatinya untuk tawakal. Dia yakin, Allah SWT tiada akan menganiaya hamba-hamba Nya, Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan istri dan anaknya ditengan padang pasir.

Tidak berapa lama kemudian Nabi Ibrahim A.S meninggalkan mereka.
Siti Hajar memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu lalu bertanya ;" Hendak kemanakah engkau Ibrahim ?"

"Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini?” Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nab Ibrahim tidak menjawab sepatah katapun.

Siti Hajar bertanya lagi; "Apakah ini memang perintah dari Allah SWT ?"


Barulah Nabi Ibrahim menjawab, "ya".
Mendengar jawaban suaminya yang singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.

Dlm hatinya sempat bertanya Kenapa Allah memerintahkan hal itu, bukankah padang pasir itu kering ditambah lagi, saat ditinggalkan Ismail masih bayi dan air susu Hajar belum keluar.Tapi Nabi Ibrahim adalah hamba yang taat kepada Allah dan ia kekasih Allah, kholilullah. Akhirnya Nabi Ibrahim yakin bahwa perintah itu pasti ada hikmahnya. Setelah 6 bulan perjalanan, tibalah mereka di Makkah. Kemudian Ibrahim memilih sebuah lembah ditengah padang pasir. Ibrahim turun dari untanya dan mengikat tali unta disebatang pohon kurma.

Siang itu matahari begitu panasnya membakar gurun pasir yang putih mengkilat. Dahaga yg melilit tenggorokannya tak ia hiraukan..dalam benaknya hanya berpikir bagaimana caranya memberitahukan kepada istrinya tentang perintah Allah. Setelah Siti Hajar diturunkan, Ibrahim bersiap siap pergi,melihat itu diapun bertanya" Suamiku, mengapa aku akan ditinggalkan sendirian bersama anakmu disini? apa dosaku hingga kau meninggalkanku seperti ini. Maafkanlah aku ..aku tak sanggup ditinggalkan ditengah tengah padang pasir yang kering kerontang ini".

"Tidak istriku, bukan karena dosamu,"jawab Ibrahim”
"Kalau bukan karena dosaku, bagaimana dengan anak ini? anak ini tidak tahu apa-apa,tegakah kau tinggalkannya?" balas Siti Hajar

Hati Ibrahim tersayat mendengar ucapan istrinya." Bukan itu maksudku.Tapi apa dayaku ketahuilah ini semua perintah Allah."jawab Ibrahim. Mendengar itu Siti hajar terdiam..terbayang penderitaan yg akan dihadapinya namun hatinya bertanya-tanya apa Hikmah dibalik semua ini..? " jika benar ini adalah perintah Allah tinggalkanlah kami disini. Aku ikhlas..segalanya kami pasrahkan kepada Allah. Dia pasti membela kami ..satu pintaku sebelum engkau pergi do'akanlah agar Allah menolong kami." pinta Siti Hajar Ibrahim jadi terharu. Istrinya Hajar memang wanita pilihan lantas Ibrahim berdo'a sebagaimana ditulis dalam Alqur'an,surat Ibrahim (14) Ayat 37; ' Ya Allah Tuhan kami, teguhkanlah hati mereka dengan mendirikan shalat, jadikanlah hati manusia tertarik kepada mereka, karuniakanlah rezeki kepada mereka. Mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."

Air mata Ibrahim menetes saat mendo'akan keselamatan anak dan istrinya yang ia cintai. Hati suami mana yang sanggup meninggalkan anak istri dipadang pasir tandus yang jaraknya enam bulan perjalanan dari rumah mereka. Namun atas keyakinan kuat pada Allah, perintah itu ia laksanakan. Ibrahim meninggalkan tempat itu dengan memasrahkan anak dan istrinya kepada Allah SWT.

Tinggallah Siti Hajar bersama Ismail anaknya yang masih bayi air matanya berjatuhan mengiringi kepergian suami tercinta.Tak lama selepas kepergian Ibrahim perbekalan makanan dan minuman mereka sdh habis. Hajar bingung, bagaiman jika Ismail merasa lapar atau haus.. ternyata apa yang g ia takuti menjadi kenyataan. Tiba-tiba saja Ismail menangis keras kehausan minta minum..Hajar Panik, apalagi air susunya telah kering. Ia tak tahu dimana harus mencari air minum. Apalagi mereka berada di tengan padang pasir..sedang tangis Ismail makin keras hatinya tak tega mendengarkan teriakan anaknya..Dia tak bisa diam terus tanpa usaha ..spontan dia berdiri dan pandangannya menyapu sekeliling gurun pasir ..dari jauh terlihat ada genangan air..

" Itu dia. Aku kan segera dapatkan air itu untuk anakku..diapun berlari sekuat tenaga..ternyata sampai disitu tak ada genangan air hanyalah Fatamorgana, " Astaghfirullah rupanya hanya ilusi saja..tapi aku tetap hrs mencari demi anakku."dalam hatinya.

Saat itu tiada kata putus asa baginya matanya pun menyapu kesegala arah lagi-lagi dilihatnya ada genangan air..dan membasahi bumi..sekuat tenaga ia berlari lagi menuju tempat itu.Setelah tiba lagi-lagi air itu tetap tidak ada..sehabis itu rupanya dia tetap bertekad mencari air untuk Ismail anaknya. Matanya menyapu ketempat pertama tadi dan dia melihat ada kubangan air disan diapun kembali berlari..dan yang dilihatnya fatamorgana. Tanpa dia sadari telah bolak balik bukit sofa dan marwah sebanyak tujuh kali demi sang buah hatinya.


Meski tubuhnya sudah letih lari kesana-kemari tapi ia tetap sabar menghadapi semua cobaan ini..Padahal Ismail terus menangis sambil menggerakkan kakinya kebumi. Tiba-tiba rahmat Allah SWT datang..dari bumi tempat Ismail menggerakkan kakinya tadi keluarlah air..Bukan main gembiranya Siti Hajar mendapatkan air itu .Segera dia ambil air itu seraya berkata: Alhammdullillah..Zam..Zam..Zam!" Arti kata tersebut ialah berkumpulah,berkumpulah. Maksudnya adalah agar air itu berkumpul untuk anak Siti Hajar.

Dari situlah, awal mula air Zam-Zam keluar. semua itu berkat perjuangan Siti Hajar. Sang Ibu yang rela berlari antara bukit Safa dan Marwah sebanyak Tujuh Kali untuk menyelamatkan anaknya. Peristiwa itu kemudian diabadikan dalam ibadah haji sebagai salah satu rukunnya yakni Sa'i.

Cerita ini mengisahkan bagaimana beratnya perjuangan seorang Ibu menyelamatkan Anaknya agar tetap hidup bisa dibayangkankan 7 kali bolak balik bukit nan jauh dan tandus tetapi Beliau tetap sabar..ITULAH IBU yang selalu ada cinta untuk anaknya ..( sedangkan kita 2 kali bolak balik ke supermarket yang dingin saja kadang tak mau..) Dikala sang Ibu Ridho, disertai doa sang Ayah maka Allah munculkan sinergi cinta kasih itu untuk mereka lewat bayi mereka, kala kaki mungilnya menghentak bumi maka Allah pancarkan rahmat seketika itu juga..

Bisa dikatakan murninya air Zam-Zam kala itu semurni air susu Ibu untuk sang anak tanpa harus diproses dulu . Maha Besar Allah Dia berikan rizki yang berlimpah hingga sekarang air itu masih bisa dinikmati umat.

Kisah tadi semoga dapat diambil hikmahnya ya..sadarlah kita sebagai anak pergunakanlah sisa waktu kita untuk berbakti kepada orang tua kita terutama Ibunda kita.. Dan untuk orang tua jangan pernah kau jauhkan serta terlantarkan anakmu walaupun seinci darimu karena sesungguhnya kau tidak percaya akan Kebesaran Allah SWT.


Posted by Tyas


posted by Nuga @ 12/06/2008 07:42:00 pm
 
Eternal Flame - The Bangles
Friday 5 December 2008 | 2 Comments

.


Kasihku....
Apakah kau merasakan debaran jantungku
Apakah kau mengerti...
dan merasakan hal yang sama

[ I present this song for my beloved "D" ]

.

posted by Nuga @ 12/05/2008 09:55:00 pm
 
Rasaku...
.

Aku ingin segera menemuinya…curahkan semua yang telah terjadi.. bahagia, suka dan duka.. adakah waktu untuk kita saling berbagi...meski terpisah jarak dan waktu aku ingin kau dengarkan isi hatiku..

Tolong yakinkanlah hatiku...agar aku bisa melewati semua yang telah ditetapkan Allah untukku. Aku bangga memiliki dia... semua diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan.. karena memang tidak ada yang sempurna di dunia ini... tapi ada satu hal yang tak bisa terlupakan.. adalah saat aku bilang...”suatu saat kalau sms atau call gak ada respon, berarti kondisiku gak memungkinkan utk itu” kemudian dia menjawab ”Pada saat itu aku tidak sms atau call.. tapi aku menyertaimu..." sungguh jawaban yang tak pernah aku bayangkan, kubaca pesan itu berulang-ulang sambil kutahan airmataku... tapi toh akhirnya aku tak mampu... yaaa.. aku menangis haru..

kagum dengan keikhlasan hatinya...hati yang tak pernah lelah menemaniku... saat aku bahagia, saat aku terbaring lemah, dan saat aku harus berada antara hidup dan mati....dan dengan ilmu ikhlas yang dia miliki telah mampu meluluhkan hati dan keangkuhanku selama ini...begitu banyak waktu tenaga serta pikiran yang dicurahkan untukku...

Belum banyak yang bisa aku berikan untuknya...tapi jauh di lubuk hatiku ada keinginan-keinginan untuk membahagiakan dia... Aku hanya punya cinta.. tapi apakah dia bisa mencintaiku??...
Aku ingin dia tau...kalau saat ini sedang kurajut lagi hatiku, dengan benang cinta darinya. Kelak ku ingin berikanmu satu hati ini utuh...Akan kuceritakan dengan segenap jiwaku... bahwa aku mencitaimu kekasihku...

Rasaku saat ini adalah bahagia..bahagia karena dia juga mencintaiku.. Membuatku ingin terus hidup, memiliki ribuan harapan dan impian, tak ingin semua itu menghilang, tak ingin lepaskan segala rasa yang telah menyatu di jiwa dan jangan biarkan badai menghempaskan segala apa yang telah kita lewati bersama....karena kau milikku selamanya.....Cintanya telah mengubah kenangan di relung hatiku...memenuhi seluruh sisi kalbuku..sehingga aku mampu melupakan segala derita rahasia kehidupan ini.. Ku tak akan sesali mencintai dia.. Tak pernah menyesal mengenal dirinya.. Biarlah tetap terjaga rasa ini hingga akhir nafas


posted by Tyas
.
posted by Nuga @ 12/05/2008 09:38:00 am
 
We Are Nothing !!!
Thursday 4 December 2008 | 2 Comments
*
Suatu ketika semasa masih belajar di sebuah Lembaga Bahasa Inggris, kami berdiskusi tentang the Journey to another galaxies, dimana para student didaulat to perform their imagination about this journey. Ada yang bercerita dia ingin menikmati sun bath di gurun pasir planet Mars sambil menyruput ice lemon. Ada yang berkisah shopping di sebuah toko di planet anu. Ada yang berkhayal eksyen berfoto-foto dengan aneka makhluk luar angkasa, dan lain-lain. Bualan sebesar kerbau, sah-sah saja, bebas. There is nothing impossible in this world.

Tiba giliranku, teringat sebuah buku yang pernah kubaca, The Universe. Diawali dari Tata surya dimana bumi, matahari dan planet-planet tetangga ada di dalamnya. Matahari yang kita kenal, sesungguhnya adalah sebuah bintang yang terdekat dengan bumi. Sehingga tampak besar menyala dan terasa panasnya sampai ke bumi. Pernahkah terpikir oleh kita hendak pergi ke matahari? Bukankah itu dikatakan “yang terdekat”.

Mari kita berandai-andai.
Andai kata kita hendak nglencer ke matahari, dengan pesawat ulang alik yang pernah dibuat di bumi ini dan tercepat saat ini. Anggap saja kita bisa beranak pinak di pesawat itu. Bahan bakar apa dan makan apa tidak usah dipikir dulu. Juga anggap saja matahari tidak terlalu panas, tapi hanya suam-suam kuku.
Maka…untuk mencapainya dibutuhkan waktu selama 25.000 tahun. Jadi the whole human being (seluruh peradaban manusia) ternyata masih belum cukup untuk hanya sekedar ke matahari, si bintang terdekat itu. Bukankah sekarang baru 2000 tahun ditambah tahun sebelum Masehi, masih sedikit sekali. Barangkali hanya kendaraan semacam UFO atau Buraq saja yang dapat mencapainya dengan light speed-nya.

Kita coba terbang lebih jauh lagi.
Tata surya kita ini berada di sebuah galaksi yang bernama Bima Sakti atau Milky Way, dimana akan tampak hanya berupa satu noktah yang sangat kuecil. Karena ternyata Sang Matahari kita ini berada diantara milyaran matahari-matahari lainnya dalam Galaksi kita. Galaksi merupakan kumpulan bintang dan planet-planet yang jumlahnya milyaran. Dalam benakku, belum pernah kulihat salah seorang diantara kita secara lesan mencoba berhitung dari satu sampai seribu saja. Belum ada.

Ok back to the case, Kita berandai-andai lagi. Setelah kita singgah di Bima Sakti. Barangkali kita ingin bersilaturahmi dengan tetangga galaksi terdekat, maka kita bisa berkenalan dengan sebuah galaksi yang bernama Andromeda. Tidak usah dipikir berapa lama lagi perjalanan yang mesti ditempuh. Karena nun jauh disana, ternyata masih ada lagi milyaran galaksi. Dan selanjutnya kumpulan milyaran galaksi ini kita sebut Nebula. Dan subhanallah….ternyata si nebula ini juga tidak sendirian. Sekali lagi, nun jauh disana.. masih ada lagi milyaran nebula lainnya. Dan batas kemampuan manusia baru sampai disini, masih menjadi tanda tanya dimanakah tepi alam semesta ini, andai ada ujungnya.

Begitulah, betapa luasnya alam semesta ini. Dan apabila kita amati lebih seksama ternyata semua benda-benda dahsyat ini bertasbih, berputar pada porosnya masing-masing. Bulan mengitari bumi, bumi mengitari matahari, matahari berputar dalam galaksi, galaksi dan nebula itu juga berotasi, semua bertasbih…tunduk…memuji dan mengagungkan Sang Maha Penciptanya.

Lalu apa artinya bumi yang luas ini di jagat raya. Dan apa pula artinya kita manusia di alam semesta ini. Apa yang hendak kita sombongkan, berjalan dengan dagu terangkat di bumi ini. Mengapa kita angkuh, mengapa kita tidak mau tunduk...sedangkan bumi tempat kita berpijak ini pun patuh tanpa pernah membantah dan tanpa pernah melenceng dari jalurnya. Kesombongan hanyalah milik Allah SWT, penggenggam jagat raya. Kita ini teramat kecil.
We are nothing !!!


Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran. (QS. Al-An’aam, 6:80)

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (QS. Al-Mulk, 67:3-4)

*
posted by Nuga @ 12/04/2008 10:19:00 am
 
Sang Ibu dan Si Bapak
Tuesday 2 December 2008 | 4 Comments


Sang Ibu di pagi buta memikul belanja berat
Si Bapak asyik baca koran pagi menikmati kopi

Sang Ibu sibuk peras keringat mencari nafkah
Si Bapak asyik ngrumpi dengan tetangga

Sang Ibu kelelahan memasak dan mencuci
Si Bapak sedang asyik nonton tivi

Sang Ibu tafakur dalam tahajud di malam hari
Si Bapak ngorok dan asyik bermimpi



Wahai kaum lelaki
Makhluk terkuat itu bernama...Wanita
*
Selamat Hari Ibu - 22 Desember 2008
*
posted by Nuga @ 12/02/2008 11:36:00 pm
 
Untukmu Bunda…
Monday 1 December 2008 | 5 Comments


Ibu

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...Ibu..Ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...Ibu


(Lirik Lagu & vocal : Iwan Fals)



Pilu hati ini saat membaca lirik lagu diatas, lirik lagu yang diciptakan oleh salah satu legendaris tanah air..( Virgiawan Listianto yang akrab dipanggil Iwan Fals ) kudengarkan berulang-ulang, tanpa terasa pipiku basah oleh air mata.

Lagu itu membawa anganku berfikir tentang sosok wanita yang mengagumkan, wanita yang bijak dan bersahaja. Aku biasa memanggilnya bunda... Meski belum begitu lama aku kenal dan baru beberapa kali kudengar suaranya...tapi rasanya begitu dekat dihati …Malam itu aku merasa tersanjung dan sangat bahagia karena bisa kudengar suara bunda.. Meski hanya via telepon, tapi kehangatan kasih sayangnya dapat kurasakan... Sebagaimana biasa hal yang ditanyakan adalah kabar kami sekeluarga, teriring sebuah doa dan harapan agar kami semua senantiasa sehat wal afiat dan bahagia.

Bunda ... Engkau adalah wanita yang tegar, lugu, tetapi sangat bersahaja... Bagaimana caranya agar aku dapat ungkapkan kekagumanku padamu bunda.... Bolehkan aku pinjam buku harianmu.. Agar aku bisa tegar dan bijak sepertimu... Aku ingin bercerita banyak kepadamu, cerita tentang kerinduanku pada Ibuku, tentang cintaku pada putramu... dan tentang kehidupanku..

Meski saat ini aku bukanlah siapa-siapa tetapi berikan aku kesempatan untuk melihatmu tersenyum, Ijinkan aku menangis di pelukanmu.. Tolong bimbinglah aku supaya bisa menjadi istri yang berbakti, istri yang tegar dan tulus untuk putramu...


Dimataku ... Bunda adalah wanita super-mom, kerendahan hati dan kebesaran jiwanya adalah teladan.. sosoknya tak mungkin bisa tergantikan... Perjuangan, ketulusan dan keikhlasannya dilakukan semata-mata untuk anak-anak dan keluarganya. Dengan sentuhan halus dan belaian lembutnya anak-anak tumbuh dewasa. Do’anya selalu mengiringi langkah anak-anaknya.. Tapi pernahkah kita berfikir apa yang telah kita lakukan untuk bunda?.. Sudahkah kita bisa membahagiakannya?. Kadang kita lupa bahwa tanpa bunda kita ini bukan siapa-siapa...

Seperti yang pernah kubaca dalam sebuah buku bahwa ”Surga dibawah telapak kaki Ibu”
Dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, suatu hari ada seorang yang datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya bertanya: "Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab: "Ibumu!" Orang itu bertanya lagi: "Lalu siapa?" "Ibumu!" jawab Beliau. "Lalu siapa lagi, ya Rasulullah?" tanya orang itu. Beliaupun menjawab "Ibumu!" Selanjutnya orang itu bertanya lagi: "Lalu siapa?" Beliau menjawab: "Ayahmu."

Seorang Ibu tak pernah mengharap balas dari anak-anaknya, tapi sudah menjadi kewajiban kita untuk memuliakan Ibu kita.. meskipun memuliakan Ayah juga wajib.. Aku hanyalah wanita lemah yang merindukan kasih sayang seorang Ibu. Ibuku telah berpulang 6 tahun yang lalu karena sakit yg di deritanya.

Bunda... teruslah berjuang..yakinlah bahwa dengan kesabaran dan kerja keras pada akhirnya akan berbuah manis...Aku dan anak-anakmu sangat menyayangi bunda... bersyukur atas moment indah malam itu... do’aku untuk bunda semoga Allah SWT memberikan segala kebaikan-Nya kepada Bunda... Amin...


( Tulisan ini didedikasikan untuk Bunda, sosok yang sederhana, tetapi sangat bersahaja dan mumpuni )



Posted by Tyas
posted by Nuga @ 12/01/2008 09:10:00 pm
 
My Photo
Name:
Location: Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

I'm just an ordinary person

Previous Posts
Archives
Silahkan Di ISI



  • Links
    Status : NuGa
    Visit the Site
    My Link Banner



    eXTReMe Tracker



    Youahie