We Are Nothing !!!
Thursday, 4 December 2008
*
Suatu ketika semasa masih belajar di sebuah Lembaga Bahasa Inggris, kami berdiskusi tentang the Journey to another galaxies, dimana para student didaulat to perform their imagination about this journey. Ada yang bercerita dia ingin menikmati sun bath di gurun pasir planet Mars sambil menyruput ice lemon. Ada yang berkisah shopping di sebuah toko di planet anu. Ada yang berkhayal eksyen berfoto-foto dengan aneka makhluk luar angkasa, dan lain-lain. Bualan sebesar kerbau, sah-sah saja, bebas. There is nothing impossible in this world.
Tiba giliranku, teringat sebuah buku yang pernah kubaca, The Universe. Diawali dari Tata surya dimana bumi, matahari dan planet-planet tetangga ada di dalamnya. Matahari yang kita kenal, sesungguhnya adalah sebuah bintang yang terdekat dengan bumi. Sehingga tampak besar menyala dan terasa panasnya sampai ke bumi. Pernahkah terpikir oleh kita hendak pergi ke matahari? Bukankah itu dikatakan “yang terdekat”.
Tiba giliranku, teringat sebuah buku yang pernah kubaca, The Universe. Diawali dari Tata surya dimana bumi, matahari dan planet-planet tetangga ada di dalamnya. Matahari yang kita kenal, sesungguhnya adalah sebuah bintang yang terdekat dengan bumi. Sehingga tampak besar menyala dan terasa panasnya sampai ke bumi. Pernahkah terpikir oleh kita hendak pergi ke matahari? Bukankah itu dikatakan “yang terdekat”.
Mari kita berandai-andai.
Andai kata kita hendak nglencer ke matahari, dengan pesawat ulang alik yang pernah dibuat di bumi ini dan tercepat saat ini. Anggap saja kita bisa beranak pinak di pesawat itu. Bahan bakar apa dan makan apa tidak usah dipikir dulu. Juga anggap saja matahari tidak terlalu panas, tapi hanya suam-suam kuku.
Andai kata kita hendak nglencer ke matahari, dengan pesawat ulang alik yang pernah dibuat di bumi ini dan tercepat saat ini. Anggap saja kita bisa beranak pinak di pesawat itu. Bahan bakar apa dan makan apa tidak usah dipikir dulu. Juga anggap saja matahari tidak terlalu panas, tapi hanya suam-suam kuku.
Maka…untuk mencapainya dibutuhkan waktu selama 25.000 tahun. Jadi the whole human being (seluruh peradaban manusia) ternyata masih belum cukup untuk hanya sekedar ke matahari, si bintang terdekat itu. Bukankah sekarang baru 2000 tahun ditambah tahun sebelum Masehi, masih sedikit sekali. Barangkali hanya kendaraan semacam UFO atau Buraq saja yang dapat mencapainya dengan light speed-nya.
Kita coba terbang lebih jauh lagi.
Kita coba terbang lebih jauh lagi.
Tata surya kita ini berada di sebuah galaksi yang bernama Bima Sakti atau Milky Way, dimana akan tampak hanya berupa satu noktah yang sangat kuecil. Karena ternyata Sang Matahari kita ini berada diantara milyaran matahari-matahari lainnya dalam Galaksi kita. Galaksi merupakan kumpulan bintang dan planet-planet yang jumlahnya milyaran. Dalam benakku, belum pernah kulihat salah seorang diantara kita secara lesan mencoba berhitung dari satu sampai seribu saja. Belum ada.
Ok back to the case, Kita berandai-andai lagi. Setelah kita singgah di Bima Sakti. Barangkali kita ingin bersilaturahmi dengan tetangga galaksi terdekat, maka kita bisa berkenalan dengan sebuah galaksi yang bernama Andromeda. Tidak usah dipikir berapa lama lagi perjalanan yang mesti ditempuh. Karena nun jauh disana, ternyata masih ada lagi milyaran galaksi. Dan selanjutnya kumpulan milyaran galaksi ini kita sebut Nebula. Dan subhanallah….ternyata si nebula ini juga tidak sendirian. Sekali lagi, nun jauh disana.. masih ada lagi milyaran nebula lainnya. Dan batas kemampuan manusia baru sampai disini, masih menjadi tanda tanya dimanakah tepi alam semesta ini, andai ada ujungnya.
Begitulah, betapa luasnya alam semesta ini. Dan apabila kita amati lebih seksama ternyata semua benda-benda dahsyat ini bertasbih, berputar pada porosnya masing-masing. Bulan mengitari bumi, bumi mengitari matahari, matahari berputar dalam galaksi, galaksi dan nebula itu juga berotasi, semua bertasbih…tunduk…memuji dan mengagungkan Sang Maha Penciptanya.
Lalu apa artinya bumi yang luas ini di jagat raya. Dan apa pula artinya kita manusia di alam semesta ini. Apa yang hendak kita sombongkan, berjalan dengan dagu terangkat di bumi ini. Mengapa kita angkuh, mengapa kita tidak mau tunduk...sedangkan bumi tempat kita berpijak ini pun patuh tanpa pernah membantah dan tanpa pernah melenceng dari jalurnya. Kesombongan hanyalah milik Allah SWT, penggenggam jagat raya. Kita ini teramat kecil. We are nothing !!!
Begitulah, betapa luasnya alam semesta ini. Dan apabila kita amati lebih seksama ternyata semua benda-benda dahsyat ini bertasbih, berputar pada porosnya masing-masing. Bulan mengitari bumi, bumi mengitari matahari, matahari berputar dalam galaksi, galaksi dan nebula itu juga berotasi, semua bertasbih…tunduk…memuji dan mengagungkan Sang Maha Penciptanya.
Lalu apa artinya bumi yang luas ini di jagat raya. Dan apa pula artinya kita manusia di alam semesta ini. Apa yang hendak kita sombongkan, berjalan dengan dagu terangkat di bumi ini. Mengapa kita angkuh, mengapa kita tidak mau tunduk...sedangkan bumi tempat kita berpijak ini pun patuh tanpa pernah membantah dan tanpa pernah melenceng dari jalurnya. Kesombongan hanyalah milik Allah SWT, penggenggam jagat raya. Kita ini teramat kecil. We are nothing !!!
Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran. (QS. Al-An’aam, 6:80)
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (QS. Al-Mulk, 67:3-4)
*
2 Comments:
At 04 December, 2008 10:56 , Anonymous said...
Membaca kalimat ini :
"Apa yang hendak kita sombongkan, berjalan dengan dagu terangkat di bumi ini. Mengapa kita angkuh, mengapa kita tidak mau tunduk...sedangkan bumi tempat kita berpijak inipun patuh tanpa pernah membantah dan tanpa pernah melenceng dari jalurnya. Kesombongan hanyalah milik Allah SWT, penggenggam jagat raya. Kita teramat kecil. "We are nothing !!!
At 04 December, 2008 11:14 , Arief Firhanusa said...
Saya mulai suka dengan gaya bertutur Nuga. Cermat, cerdas, penuh referensi, dan smart. Terkadang, saya ingin membisikinya: "Bikinlah buku, Nuga, karena ini bisa dijual!"
Oya, ada bisikan lain ke gendang telinganya: "Cancer emang diciptakan Tuhan menjadi penulis."
**Hehehe, dumeh yang memberi komentar ini Cancer juga, hahaha**
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home