Kupu-Kupu
Wednesday, 26 November 2008
*
Hinggap dari tangkai bunga yang satu ke tangkai bunga yang lain... cukup lama untuk menghisap madunya, begitu seterusnya.Tak lama kemudian datang kupu-kupu lain yang tak kalah cantiknya, seolah mereka saling bertegur sapa, kemudian berlomba menghisap sari bunga. Mereka terlihat bahagia menjalani hidupnya masing-masing.
Pernahkah kita berfikir, kupu-kupu yang cantik itu telah melewati berbagai tahap kehidupan yang mengantarkannya pada sosok yang indah seperti sekarang ini. Berasal dari seekor ulat yang menjijikkan dan bahkan tak jarang dijauhi dan dibenci sebagian manusia...
Beberapa fase kehidupan telah dijalani .. dari ulat menjadi kepompong,, menggantung di dahan atau dedaunan. Ia tak peduli walau panas terik menyengat dan dingin malam menusuknya. Ia tetap kokoh untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, Lalu ia pun terbang berkelana mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Manusia dan kupu-kupu sama-sama mahkluk ciptaan Allah.. tapi sanggupkah kita manusia menjalani metamorfosis kehidupan seperti kupu-kupu? Metamorfosis yang bermakna sebagai perubahan yang luar biasa dalam kehidupan.
Mampukah kita belajar dari kupu-kupu?.. dari ulat.. di benci, dicaci dan bahkan dijauhi. Kuatkah kita menghadapi berbagai tempaan, derita dan kesendirian dalam kepompong yang tak berdaya? Bersabar dalam tempaan hidup.. dan cobaan, menjalani proses dengan sebaik-baiknya sebelum akhirnya lahir menjadi diri yang baru, diri kita yang sesungguhnya, diri yang indah dan menebarkan keindahan di mana pun kita berada.
Kita bisa mengambil hikmah dari kehidupan kupu-kupu, bahwa untuk meraih sukses tidaklah semudah membalik telapak tangan.. akan tetapi memerlukan proses.. perlu ketekunan, kesabaran dan ketegaran dalam menjalani setiap fase, sebelum akhirnya bisa mencapai puncak kehidupan... Yang bisa menolong kita adalah diri kita sendiri, meskipun kadang kita perlu bantuan teman atau kerabat, tetapi semua kembali pada diri kita sendiri.. karena Allah juga tidak adak merubah nasib manusia.
Pagi itu udara sangat cerah, aku terpaku memandangi taman yang dipenuhi berbagai macam bunga. Kuhela nafas dalam-dalam sambil menikmati suasana sekitar yang hening. Tiba-tiba pandanganku terhenti oleh keindahan seekor kupu-kupu yang sedang hinggap di sekuntum bunga. Kupu-kupu itu sangat menawan dengan sayap yang warna-warni. Aku takjub betapa indahnya Allah menciptakan hewan kecil ini dengan warna warni yang sangat serasi.
Hinggap dari tangkai bunga yang satu ke tangkai bunga yang lain... cukup lama untuk menghisap madunya, begitu seterusnya.Tak lama kemudian datang kupu-kupu lain yang tak kalah cantiknya, seolah mereka saling bertegur sapa, kemudian berlomba menghisap sari bunga. Mereka terlihat bahagia menjalani hidupnya masing-masing.
Pernahkah kita berfikir, kupu-kupu yang cantik itu telah melewati berbagai tahap kehidupan yang mengantarkannya pada sosok yang indah seperti sekarang ini. Berasal dari seekor ulat yang menjijikkan dan bahkan tak jarang dijauhi dan dibenci sebagian manusia...
Beberapa fase kehidupan telah dijalani .. dari ulat menjadi kepompong,, menggantung di dahan atau dedaunan. Ia tak peduli walau panas terik menyengat dan dingin malam menusuknya. Ia tetap kokoh untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, Lalu ia pun terbang berkelana mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Manusia dan kupu-kupu sama-sama mahkluk ciptaan Allah.. tapi sanggupkah kita manusia menjalani metamorfosis kehidupan seperti kupu-kupu? Metamorfosis yang bermakna sebagai perubahan yang luar biasa dalam kehidupan.
Mampukah kita belajar dari kupu-kupu?.. dari ulat.. di benci, dicaci dan bahkan dijauhi. Kuatkah kita menghadapi berbagai tempaan, derita dan kesendirian dalam kepompong yang tak berdaya? Bersabar dalam tempaan hidup.. dan cobaan, menjalani proses dengan sebaik-baiknya sebelum akhirnya lahir menjadi diri yang baru, diri kita yang sesungguhnya, diri yang indah dan menebarkan keindahan di mana pun kita berada.
Kita bisa mengambil hikmah dari kehidupan kupu-kupu, bahwa untuk meraih sukses tidaklah semudah membalik telapak tangan.. akan tetapi memerlukan proses.. perlu ketekunan, kesabaran dan ketegaran dalam menjalani setiap fase, sebelum akhirnya bisa mencapai puncak kehidupan... Yang bisa menolong kita adalah diri kita sendiri, meskipun kadang kita perlu bantuan teman atau kerabat, tetapi semua kembali pada diri kita sendiri.. karena Allah juga tidak adak merubah nasib manusia.
Jalanilah setiap fase atau episode kehidupan ini dengan jiwa besar, niatkan untuk berubah dan terus menjadi lebih baik seperti kupu-kupu yang menghiasi alam dan menjadi teladan bagi kita manusia...
posted by Tyas
*
3 Comments:
At 26 November, 2008 08:30 , Anonymous said...
Indah sekali kupu-kupu itu... seindah penulis dan tulisannya...
At 26 November, 2008 11:28 , Anonymous said...
Blog ini bagus, tapi saya baru sempat komentar.. banyak hikmah dan pesan yang disampaikan, puitis juga romantis, sungguh kerjasama yang baik dalam membuat postingan.. khususnya untuk kupu-kupu ini pesan moralnya bagus yang diurai dengan kalimat yang indah.. Sukses utk Nuga & Tyas..
At 27 November, 2008 14:39 , Amalia Hazen said...
bangeeet bagusnya. emang belajar bersama alam akan menambah keyakinan kita terhadap kuasa-Nya..
ini memang tujuan-Nya menciptakan alam ini
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home