Berselera tinggi....
Friday, 14 November 2008
*
Teringat kembali sebuah acara seminar business wisdom yang bertajuk “Two Million An Hour”, dimana kita dituntut supaya memiliki default setting yang tinggi. Otak kita harus disetting untuk mendapatkan uang yang melimpah. Tidak boleh merasa cukup hanya dengan gaji 1 juta sebulan. Kita harus bekerja keras juga cerdas, sehingga income yang tinggi bisa kita raih.
*
Dua juta rupiah hanya dalam waktu sejam. Jika dikalikan jam kerja, lalu dikalikan hari dalam sebulan, hasilnya bisa berkisar 400 juta sebulan. Sungguh..tak terkira. Kita bisa beli dhawet sak bakule, dan jika mau kita bisa berenang-renang di kolam dhawet. Istilahnya ‘sambil berenang, minum dhawet’. Luar biasa. Ini bukan hal yang tidak mungkin. Justru sangat mungkin.
Tapi lain halnya bagi para kawulo alit yang terbiasa makan sehari hanya 3 kali. Maksudnya sebungkus nasi dimakan 3 kali, pagi siang dan sore. Tentu income segitu adalah tangeh lamun alias mimpi di siang bolong.
*
Berangkat dari hal ini, apa biasanya yang ingin kita lakukan dengan uang melimpah itu?. Tentu sebagai manusia kita ingin punya apa saja. Beli rumah mewah, beli mobil, beli laptop, beli aneka perabot, beli ponsel tercanggih di dunia. Pokoknya apapun kita beli. Kalau perlu ada yang jual gunung atau lautan, kita beli.
Teringat kembali sebuah acara seminar business wisdom yang bertajuk “Two Million An Hour”, dimana kita dituntut supaya memiliki default setting yang tinggi. Otak kita harus disetting untuk mendapatkan uang yang melimpah. Tidak boleh merasa cukup hanya dengan gaji 1 juta sebulan. Kita harus bekerja keras juga cerdas, sehingga income yang tinggi bisa kita raih.
*
Dua juta rupiah hanya dalam waktu sejam. Jika dikalikan jam kerja, lalu dikalikan hari dalam sebulan, hasilnya bisa berkisar 400 juta sebulan. Sungguh..tak terkira. Kita bisa beli dhawet sak bakule, dan jika mau kita bisa berenang-renang di kolam dhawet. Istilahnya ‘sambil berenang, minum dhawet’. Luar biasa. Ini bukan hal yang tidak mungkin. Justru sangat mungkin.
Tapi lain halnya bagi para kawulo alit yang terbiasa makan sehari hanya 3 kali. Maksudnya sebungkus nasi dimakan 3 kali, pagi siang dan sore. Tentu income segitu adalah tangeh lamun alias mimpi di siang bolong.
*
Berangkat dari hal ini, apa biasanya yang ingin kita lakukan dengan uang melimpah itu?. Tentu sebagai manusia kita ingin punya apa saja. Beli rumah mewah, beli mobil, beli laptop, beli aneka perabot, beli ponsel tercanggih di dunia. Pokoknya apapun kita beli. Kalau perlu ada yang jual gunung atau lautan, kita beli.
*
Dengan income yang tinggi keinginan kitapun menjadi tinggi, selera kita juga tinggi. Punya satu ingin dua, punya dua ingin tiga begitu seterusnya. Sampai bosan. Dan kitapun menjadi lebih gampang bosan. Dari ingin memiliki, sudah memiliki, akhirnya jadi tidak ingin memiliki. Tak terhitung orang-orang sukses di dunia ini, yang pada akhirnya justru tidak ingin memiliki kekayaannya, setelah mencapai puncak kesuksesannya. Ada yang memilih hidup menyendiri mencari ketenangan. Kekayaannya disumbangkan, dll. Bahkan banyak juga yang bunuh diri karena kesuksesannya tadi. Itu manusiawi.
Lantas apa hakekat kesuksesan itu? Apakah itu ujung dari sebuah kesuksesan?
*
Kembali kepada hakekat hidup ini, sesungguhnya seringkali tidak kita sadari bahwa Allah SWT telah men-default setting diri kita sangat tinggi. Yaitu supaya kita berlomba-lomba meraih akherat. Sorga yang seluas langit dan bumi. Apa artinya uang milyaran dibanding langit dan bumi? Nothing!.
*
Coba kita intip bagaimana kehidupan Rasulullah SAW. Beliau amatlah bersahaja. Tidur hanya beralaskan tikar yang sekaligus kemul. Sering kali tidak kenyang dalam tiga hari. Bahkan perut diganjal batu. Apa-apa akan diberikan jika diminta atau lebih dibutuhkan orang lain. Padahal beliau seorang persiden (khalifah). Begitu pula sahabatnya Umar bin Khatab. Istananya hanyalah bumi beratap langit. Pakaian kebesarannya hanyalah rasa malu dan kejujuran.
Lantas apa hakekat kesuksesan itu? Apakah itu ujung dari sebuah kesuksesan?
*
Kembali kepada hakekat hidup ini, sesungguhnya seringkali tidak kita sadari bahwa Allah SWT telah men-default setting diri kita sangat tinggi. Yaitu supaya kita berlomba-lomba meraih akherat. Sorga yang seluas langit dan bumi. Apa artinya uang milyaran dibanding langit dan bumi? Nothing!.
*
Coba kita intip bagaimana kehidupan Rasulullah SAW. Beliau amatlah bersahaja. Tidur hanya beralaskan tikar yang sekaligus kemul. Sering kali tidak kenyang dalam tiga hari. Bahkan perut diganjal batu. Apa-apa akan diberikan jika diminta atau lebih dibutuhkan orang lain. Padahal beliau seorang persiden (khalifah). Begitu pula sahabatnya Umar bin Khatab. Istananya hanyalah bumi beratap langit. Pakaian kebesarannya hanyalah rasa malu dan kejujuran.
*
Mengapa orang-orang seperti ini begitu bersahaja?. Jawabnya adalah…mereka orang-orang yang berselera tinggi. Default setting yang tinggi. Tahu bahwa dunia seisinya ini tidaklah lebih berharga dari sebuah bangkai domba. Dibanding kehidupan yang hakiki, yaitu kehidupan akherat dengan kenikmatan sorga yang kekal abadi.
1 Comments:
At 15 November, 2008 14:59 , Arief Firhanusa said...
Merinding bulu kuduk saya membaca ini:
"Mengapa orang-orang seperti ini begitu bersahaja?. Jawabnya adalah…mereka orang-orang yang berselera tinggi. Default setting yang tinggi. Tahu bahwa dunia seisinya ini tidaklah lebih berharga dari sebuah bangkai domba. Dibanding kehidupan yang hakiki, yaitu kehidupan akherat dengan kenikmatan sorga yang kekal abadi."
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home