AnuGa Smg Blogspot

Boedjang Lapoek
Monday 20 August 2007 | 1 Comments
Bersiap untuk perjalanan besok pagi mruput, bakalan brb banget nanti malaam.
Sekali lagi kerabat akan punya 'gawe' yaitu sepupuku yang terkecil aliyas anak bulikku yang paling akhir. Nah..loh...nah.loh..nah..looohhh...
Sekali lagi aku dilompati anak-anak, soal per meritan. Aaaaaaaaarrrrrrrrggggggggghhhhhhh.
Sudah terbayang....kalimat2 yang akan terlontar, 'Lha kowe piye...lha kowe piye...", ada lagi 'kok anteng-anteng wae...".
Syahdan....suatu ketika (di desa) ama mbah puti yang urutan brp gak tau, dibilang..."Wah kowe ki pancen satrio utomo". Waahhh satrio utomo?..(besar k'pala). Lalu hadirin pada senyam-senyum.
E..e..ee...ternyata, satrio utomo itu adalah...sorang yang kagak merit2...alias 'boedjang lapoek'..
Sekali lagi. Aaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrgggggggggghhhhh..
posted by Nuga @ 8/20/2007 04:15:00 pm
 
Rasanya Mak Nyusssss..
Thursday 9 August 2007 | 0 Comments
Sebagaimana acara di Tv yang sering menayangkan berbagai macam masakan di seluruh nusantara, dimana presenternya sering berkata “Rasanya……Mak Nyuussss” maka itulah yang akan menjadi topik kita kali ini.

Nasi Pecel Nganjuk
Pertama saya menyusuri jalanan di sekitar Puri Anjasmoro, dimana akan kita jumpai warung Nasi Pecel Nganjuk. Tidak banyak berbeda dengan pecel Madiun, nasi pecel Nganjuk disajikan dengan menggunakan “pincuk” daun pisang. Sementara bahan-bahannya terdiri dari bayam, kubis, kemangi, dll. Sambel kacangnya sedep sekali dengan aroma jeruk nipis pedas dan sedep. Tidak lupa diberi peyek kacang dan peyek teri di atasnya.

Di kota asalnya, Nganjuk, banyak sekali penjual pecel semacam ini, khususnya di pagi hari, ada di tikungan gang-gang kampung. Kalau disini semacam penjual bubur terik dan ketan yang banyak ditemui di pagi hari. Sudah menjadi menu khas untuk santapan di pagi hari. Satu pincuk ini harganya cukup murah, hanya Rp. 2.500 per pincuk. Di kota asalnya bisa lebih murah. Untuk teman makan pecel ini ada lauk tahu tempe, mendoan dan gorengan, telor asin dan telor ceplok. Saya tidak menjumpai ayam goreng atau daging-dagingan disini.

Nasi Krawu


Sebuah menu lagi yang membuat saya penasaran untuk mencobanya yaitu Nasi Krawu. Terdiri dari nasi putih dengan suwiran empal, lalu kelapa parut semacam serundeng yang diberi sentuhan warna kuning dan orange. Lalu ditaburi bawang yang kemripik rasanya. Ditambah sambal warna coklat yang tampaknya seperti kuah bistik tapi pedas. Lauk yang bisa dipilih antara lain berbagai jenis jeroan seperti paru, babat, bergedel, tempe goreng, dan kerupuk udang, juga telor asin.
Di layar ada tulisan Wong Gresik, mungkin apa ini menu dari sana? Entahlah. Oya, jadi ingat dulu waktu kecil suka banget dibuatin nasi krawu, tapi beda caranya, yaitu nasi putih ditaburi kelapa parut biasa lalu digarami, lalu diulet-ulet supaya tercampur jadi satu. Dimakan dengan ayam goreng….enak banget.

Untuk satu porsi nasi krawu ditambah babat, kerupuk dan segelas es teh seharga Rp. 14.000 ,- lumayan mahal menurut saya, tapi mungkin memang ini serba daging-dagingan. Jadi agak mahal. ok enak.
Sementara untuk referensi, untuk jenis warung penyet ayam bebek goreng, yang terfavorit dan langganan saya adalah di depan SMU Sedes tepat di depan restoran Bali. buka sore hari, ayam dan bebeknya besoar-besoaar, apalagi kalau kita datang awal kita bisa milih yang paling besar. Selain harganya pantas, juga mantap. Nyam..nyam.. yummy.

Untuk menu sate ayam, yang siip ada di jalan veteran tepatnya di depan sebuah kantor bank (lupa namanya). Disini satenya besar-besar dan harganya pun tergolong murah. Pertama kali datang pernah pesan satu porsi 10 tusuk dengan lontong. Ternyata ngos-ngosan untuk menghabiskannya, malah ndak habis lalu dibungkus bawa pulang, sungguh sate ini ukurannya dagingnya tebal dan panjang. Lain kali karena sudah apal jadi hanya pesan 5 tusuk. Itu sudah cukup. Warung ini kadang (sering) tutup karena (mungkin) banyak menerima pesanan.

Tips untuk pedagang, janganlah terlalu pelit dalam berjualan, buatlah pelanggan merasa ‘marem’ jika membeli di tempat anda. Satu contoh saya paling jengkel ketika makan ayam / bebek penyet ukurannya sangat keciiil sekali, bisa dibilang berubah menjadi ‘hanya’ balung thok setelah digoreng.
Contoh kedua, saya lebih suka memilih paket nasi goreng spesial seharga 20ribuan dengan ukuran ‘mblenger’ dan ‘marem’ daripada nasi goreng cumi yang tampaknya hanya diuleti saus sementara cuminya dicari-cari hanya ketemu dua potong itupun sak cuwil tuiipiss lalu dichas Rp. 15ribu. Wedewwww. Plis deh.

Dan jangan lupa untuk tetap ramah, walau bagaimanapun konsumen anda bertingkah.
Keep smile.
posted by Nuga @ 8/09/2007 10:20:00 pm
 
My Photo
Name:
Location: Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

I'm just an ordinary person

Previous Posts
Archives
Silahkan Di ISI



  • Links
    Status : NuGa
    Visit the Site
    My Link Banner



    eXTReMe Tracker



    Youahie