AnuGa Smg Blogspot

ONE THING LEADS TO ANOTHER
Friday, 24 October 2008 | 0 Comments

( A Folk talk from Thailand )

Long ago, a man climbed up a palm tree to pick the leaves. He wanted to make them into baskets and toys. While he was working, he said proudly, “First, I’ll sell my baskets. Then I’ll buy some clothes. Then I’ll buy a buffalo to plough my rice-field. I’ll tell him what to do. If he disobeys, I’ll kick him”.
As he said this, he kicked his foot in the air and slipped. He almost fell out of the tree. But he caught hold of a branch just in time. He hung there, very frightened. Just then, a man riding an elephant came along.


The man in the tree cried out, “Elephant-rider !! elephant ridder, help” The elephant-rider looked at the man in the tree and said “I don’t know what I can do”.
Bring your elephant under the tree”, the man said. “Then stand up and catch hold on my feet”. The elephant-rider did as he was told. He stood on his toes to catch hold of the man’s feet. But the elephant thought the rider was kicking him. So he went away, leaving the rider behind. Now the two men hung from the tree.


At that moment, four bald men walked past. They were looking for something to eat. When they came near, the man in the tree cried out “Help, help, please help us to get down. If you help us, we’ll be your servants forever”. The four men looked up and thought, “We’ve worked hard for all these year and we’ve never had a servant. Now these two can work for us”. So they said “What shall we do?”.
Friends, take a sarong. Tie the four corners to your neck. Then come and stand below us. We’ll jump down into the sarong”. The four men did as they told. The two men in the tree jumped into the sarong. The four bald head’s crashed together so hard that the four men died. The two men were very frightened.

A woman live in a house quit near. Her husband was away. That night, the men took the four bodies secretly to her house. They hid the bodies under the house.
Next morning, the old woman came down from her house, as usual, to wash. When she saw the four dead bodies, she cried out. “Who has came here to die?”. She took the bodies one by one into the house. She wrapped each one in a white cloth. Then she took the first body outside. She cried out to her neighbors, “My dear husband is dead. Please take away his body an bury it”. The neighbors agreed. They buried the body and then went home.

The next morning, the woman did the same thing. She took out the second body, and sait to her neighbors, “My husband has come back from the land of the dead. Please bury him again”.
So her neighbors helped her again. The same thing happened the next day, and the next. Now all four bodies were buried. On the fourth day, the neighbors said to each other, “If the dead body come back again, we’ll beat him”. And they waited for him on the road.
That night, the woman’s real husband came home from the rice field. The shouted “You’re dead. You’re dead. You’ve come back three times already. You can’t come back again”. They beat the old man so hard that he died.


posted by Nuga @ 10/24/2008 09:43:00 pm
 
Hadirmu

Hadirmu.....
Ciptakan kelembutan, melengkapi kehidupan, walau kadang hatimu yang lembut terluka olehku…
Tapi maaf dan senyum selalu ada untukku.

Membawa begitu banyak makna yang harus ku urai satu per satu..
Sangat sederhana tetapi kadang sulit dicerna. Diam-diam kubuka diri dan hatiku agar aku bisa lebih mengenalmu, kagum akan lembut dan tenangnya hatimu yang hanya dapat kudengar dari bias suaramu.

Hal terberat adalah menghadapi hatiku, hati yang tak kuasa ketika mendengar dia bicara, tak banyak yang dia ucapkan... bahkan kadang lama terdiam.. mungkin itu caramu. Ahhhh... aku tak bisa menutupi kegugupanku..aku tak peduli semua itu, mengharap hadirmu di setiap bahagiaku, desah nafasku, lelap tidurku serta keterpurukanku hingga ajal menjemputku.. do’a yang slalu kumohon untuk memintamu menjadi suami, imam dan ayah dari anak-anakku dalam menjalani sisa umurku...

Maafkan aku jika membuatmu lama menunggu, aku tak perlu khawatir tentang dirimu..karena satu hal yang kuyakini Allah akan membimbingmu dengan segenap penciptaan-Nya. Aku hanya bisa berdo’a dengan asa yang tersisa dan bersyukur akan arti hadirmu....



(posted by Tyas)
posted by Nuga @ 10/24/2008 09:37:00 pm
 
My beloved Mbah Nem
Monday, 20 October 2008 | 3 Comments

“Lha mbok bathango kae…aku yo njaluk ambung yo le…..”

Dua puluh tahun silam.
Kulihat kau berjalan perlahan, menerabas tetanaman ladang. Seperti biasa tongkat penuntun kau genggam erat di tangan kananmu. Seolah bagaikan indra penglihat bagimu. Sementara tangan kiri senantiasa terjulur ke muka. Layaknya bemper yang melindungi tubuhmu dari benturan-benturan. Senyum selalu terkembang menghiasi wajah keriputmu.

Kini, dua puluh tahun kemudian.
Engkau masih sama seperti dulu. Takdir memilihmu lahir dalam keadaan buta.
Di otakku yang kerdil ini aku berpikir, tentu tak sedetikpun pernah kau tatap indahnya cahaya mentari pagi. Tak pernah sedetikpun kau nikmati indahnya bintang gemintang, berhias sinar rembulan.

Tahukah kau betapa daun-daun menghijau segar dengan embun di pagi hari. Atau bulir-bulir padi menguning di hamparan sawah. Atau gunung yang berdiri kokoh dinaungi awan yang putih bersih berarak, di kejauhan sana.
Bahkan seperti apa wajahmu sendiri, tentu tak pernah terbesit dalam benakmu.

Namun, tak pernah kulihat duka di wajahmu. Ataukah engkau mempunyai duniamu sendiri? Dunia yang disediakan oleh Sang Maha Adil, yang boleh jadi lebih indah dari dunia kami. Yang kau nikmati dalam mimpi-mimpimu. Dalam tidurmu. Sehingga senyum puas selalu menghiasi bibirmu.

Di setiap kedatangan kami, kau percepat langkahmu menyongsong kami. Tongkatmu bergerak dengan kacau kian kemari. Acap kali bebatuan runcing membentur kaki lemahmu, menggores kulitmu. Darah yang mengucur, tak pernah kau rasai. Semata-mata ingin mendengar suara kami, memeluk dan mencium kami.

“Iki yo le…ora sepiro lek ku nglumpukke...dinggo jajan yo ngger…”

Serupiah demi serupiah kau kumpulkan dalam setahun, dari hasil penjualan dedaunan yang kau petik, atau dari hasil ranting-ranting kayu bakar yang kau kumpulkan, atau dari hasil panen yang tercecer. Lalu kau jejalkan ke saku-saku kami. Semua kau lakukan demi kami, cucumu. Demi betapa cinta dan sayangnya kau kepada kami. Dan hanya berharap pengakuan, bahwa engkau adalah juga eyang kami.

Kami tercekat, memandang sehelai lima ribuan atau sepuluh ribuan itu. Inikah yang kau kumpulkan selama setahun?. Subhanallah. Betapa istiqomahnya dirimu. Uang ini teramat mulia, dibandingkan kecongkakan kami selama ini.
Betapa hinanya kami yang melewatkan masa setahun tidak mengunjungimu. Betapa hinanya kami bayanganmu tak pernah terlintas dalam ingatan kami.

Eyangku tercinta….di usiamu yang semakin senja ini, aku hanya dapat mendoakan, agar kita semua senantiasa mendapat rahmat Ilahi. Dan kebahagiaan hakiki dapat kita raih bersama. Insya Allah.
posted by Nuga @ 10/20/2008 08:27:00 pm
 
Kekasihku

Kekasihku .....
adakah waktu untuk kita saling memperkenalkan diri
sekedar menyapa sebelum lalui perjalanan panjang.
Asa yang tertambat tak mungkin kulepaskan
sebelum dapat kurengkuh dirimu...
asa itu adalah memilikimu..
Sadar kalau aku bukanlah mahluk yang sempurna...
tapi bisakah luangkan hatimu untuk kusinggahi
agar kau lebih mengenalku dan menerimaku apa adanya...?

Aku ingin menatap wajahmu dalam-dalam....
wajah yang teduh, lembut dan sabar...
perlahan-lahan kuresapi hatimu..
berharap kelak kaulah yang menenangkan isak tangisku
atas takdir yang ditetapkan untukku..

Mampukah kita meringkas luasnya hidup ini bersama,
bahagia, sedih, rumah yang kokoh, anak-anak yang akan lahir dari rahimku..
Aku tau itu tidak mudah tapi kuingin lalui semua ini bersamamu.
Kelak ingatkanlah bahwa aku sangat mencintaimu...
semoga rasa itu tak terkikis oleh waktu..
dan engkaulah tempat sandaran hidupku...

Mohon perkenankan aku memasuki relung hatimu...
meski hanya bertegur sapa sebelum kita melangkah lebih jauh..
denganmu....


(Tyas) 17 Oktober 2008

posted by Nuga @ 10/20/2008 09:49:00 am
 
Muhasabah
Thursday, 16 October 2008 | 0 Comments
*
Siang sudah hampir hilang..
Namun malam belum juga datang
Mungkin waktu sudah tak ingin lagi
Bercumbu denganku…
Karena aku sering tak mempedulikannya
Kutidurkan siang tanpa bayang-bayang
Kubangunkan malam tanpa mimpi-mimpi
Waktu sore kurasakan begitu singkat
Untuk bercengkerama dengan matahari...

Sayup-sayup temaram senja
Meniupkan angin syurga
Dan alunan wahyu itu menyusuf di telingaku
Segarkan kembali hati yang terlena
Dan sesudah itu baru kusadari
Bahwa aku selama ini seperti mati suri....

Hidup ini rangkaian huruf-huruf
Yang dirumuskan ke dalam praduga
Salah benar...
Lalu berapakah huruf-hurufMu di dunia ini?
Dan berapakah angka-angkaku dalam hidup ini...?
Aku senantiasa bergelut dengan misteri
Hitam putih kehidupan...
Aku selalu bergumul dengan teka teki
Baik buruk keduniaan
Dan ternyata Engkaulah diatas segalanya...

Maka kupisahkan keinginan
Dan kupalingkan pengharapan
Hingga aku saling berpapasan
dengan kemungkinan
Kini kuharapkan mukjizat-Mu...


Posted by : Tyas
posted by Nuga @ 10/16/2008 09:47:00 pm
 
12 Tips Merawat Batik


Batik memang sedang tren. Namun, bisa jadi belum banyak orang yang mengetahui cara merawat pakaian batik agar warnanya tetap awet. Berikut ini sejumlah cara alternatif merawat batik kesayangan.

1. Saat mencucinya, gunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang banyak dijual di pasaran.

2. Atau, cuci kain batik dengan shampo rambut. Sebelumnya, larutkan shampo di air sampai tak ada bagian yang mengental. Lalu, celupkan kain batik.

3. Mencuci batik juga bisa dengan menggunakan buah lerak atau daun tanaman dilem yang sudah diredam air hangat. Caranya, remas-remas buah lerak atau daun dilem sampai mengeluarkan busa, lalu tambahkan air secukupnya, dan siap untuk mencuci batik. Aroma buah lerak mampu mencegah munculnya hewan kecil yang bisa merusak kain.

4. Saat mencuci batik, jangan pakai deterjen dan jangan digosok. Jika batik tak terlalu kotor, cukup rendam di air hangat. Tapi jika benar-benar kotor, misalnya terkena noda makanan, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau kulit jeruk. Caranya, cukup dengan mengusapkan sabun mandi atau kulit jeruk di bagian yang kotor tadi.

5. Sebaiknya, jangan mencuci batik dengan mesin cuci.

6. Saat akan menjemurnya, batik yang basah tak perlu diperas. Dan jangan menjemurnya langsung di bawah sinar matahari. Jemurlah di tempat teduh atau diangin-anginkan hingga kering.

7. Saat menjemurnya, tarik bagian tepi batik secara perlahan agar serat yang terlipat kembali ke posisi semula.

8. Jika sudah dijemur, hindari menyetrika batik secara langsung. Jika batik tampak sangat kusut, semprotkan sedikit air di atas kain batik lalu letakan sehelai alas kain di atasnya, baru diseterika.

9. Bila Anda ingin memberi pewangi atau pelembut kain pada batik tulis, jangan semprotkan langsung pada kainnya. Sebaiknya, tutupi dulu batik tulis dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain tadi di atas koran.

10. Jangan semprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain batik, terutama batik sutera dengan pewarna alami.

11. Simpan batik kesayangan Anda dalam plastik agar tak dimakan ngengat. Saat disimpan dalam lemari jangan diberi kapur barus, karena zat padat ini sangat keras dan bisa merusak batik.

12. Cara lain agar batik tak dimakan ngengat, beri sedikit merica yang dibungkus tisu di lemari tempat menyimpan batik. Atau, letakkan akar wangi yang sudah dua kali melalu proses pencelupan dalam air panas dan dijemur hingga kering.

posted by : Tyas

posted by Nuga @ 10/16/2008 04:26:00 pm
 
June 08 - No Regret


Hidup ini berjalan begitu saja,
bagaikan air yang mengalir
Satu kisah yang berangkaian penuh makna,
namun sulit tuk dicerna.
*
Dihadapanku….
begitu tingginya pohon-pohon raksasa menjulang.
Hingga sejauh jangkauan mataku memandang….
Tak kan sanggup kutatap puncaknya.
*
Kalau tidak bersandar kepada Allah
Apa jadinya diri ini.
dan Kalau bukan karena teladan Rasulullah
Kemana harus kusembunyikan kekerdilan ini
*
Semua diluar kehendak dan kuasaku
Keyakinanku hanyalah…
Segalanya adalah ketentuan Mu. Yaa Rabb...
*
*
17 Juni 2008
.
posted by Nuga @ 10/16/2008 06:21:00 am
 
KONSLET....HAHAHAHAHA
Tuesday, 14 October 2008 | 0 Comments

Ah…ini manusia…
Oh…itu juga….itu…itu…
Makin banyak mengenal manusia,
makin mempermalukan diriku saja.
Aku bisa gilaa…..
Kemana baiknya aku…
ke hutan …atau ke gunung…..
Berkawan dengan binatang-binatang yg tidak punya akal pikiran…
Kalau mereka coba mentertawakanku….
akan kubunuh saja…disate lalu kumakan…
Oh..itu ada gelandangan gila..tidur di teras2 toko…
Hai….eeeoooooo…Bangun!!!
Hai….orang gila!...apakah kamu gila?!!!...
Hahahahahaha…..
aku tertawa sendiri dengan pertanyaanku yg bodoh
Hai orang gila!!...kenapa kamu sendirian??
Mana temanmu?
Mana kekasihmu?
Mana …..mana…..
Aah….dasar orang gila…
Hai orang gila!!...apakah kamu bahagia??
Bukankah kamu tidak tahu apa itu sedih…
Hahahaha….
Ya..ya….tertawa saja….
Hahahaha…mari kita tertawa….saja
Hahahahaha…..
Dunia ini sudah gilaa….
Hahahahahah……
posted by Nuga @ 10/14/2008 10:38:00 pm
 
Anjing melolong ketika adzan
Sunday, 12 October 2008 | 3 Comments



Sebuah cerita ringan. Cerita ini sudah cukup lama, tapi aku lupa untuk posting. Ada sebuah masjid yang tidak terlalu besar tapi bersih dan nyaman, sekelilingnya tumbuh pohon2 besar nan rindang.
Banyak orang atau karyawan melepas penat dengan tiduran di sana. Apalagi selama Ramadhan lalu. Banyak sekali orang bergelimpangan di lantai teras masjid. Ya…tiduran, mengisi waktu hingga berbuka dengan tidur.
Ada hal yang menarik disana.
Syahdan dalam jamaah Shalat Jumat. Sang Muazin bersiap mengumandangkan adzan. Mic sudah didekatkan, setelah bacaan pujian, lalu....
….Allaaaaahu akbar………..Allaaaaaaaahu akbar.

Dari arah rumah di sisi masjid itu terdengar suara……….
…….aaouuuuuuuuuu…….
…….Asyhadu an la ilaha illallah………
lagi…..
……oouuuuuuuuuuuuuuuu……
begitu seterusnya …….

Itu adalah lolongan serupa tangisan, dan bukan ‘njegog’ atau gonggongan. Aku terpana, begitupun hardirin yang lainnya. Kasak-kusuk membahas tentang itu sambil menoleh mencari arah suara. Begitulah bagi orang-orang, juga aku yang awal kalinya tahu tentang hal itu.
Penasaran suara apa gerangan dan apa arti lolongan itu. Banyak asumsi bermunculan. Berkecamuk di pikiran masing-masing. Ada yang berpikir, lolongan itu menjawab suara adzan, menirukan adzan, menangis mendengar adzan, dll. Kurasa itu hanyalah faktor kebiasaan, dan anjing cukup pintar untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

Suatu senja, dalam sholat Maghrib, malam mulai merambat menutup langit yang merah kehitaman. Jamaah tidak banyak, hanya dua baris, itupun tidak penuh. Ternyata sama seperti sebelumnya, anjing itu terus melolong memecah kekhusyukan, sejak adzan hingga Imam membaca Al Fatihah…..
Karena suasana sepi, lolongan itu jelas sekali terdengar. Pemiliknya, sepertinya sudah nenek-nenek (Oma), menjagai anjingnya. Dipanggil-panggil namanya, diperingatkan layaknya kepada cucunya. Dipukulnya kalau menggonggong supaya tidak berisik dan mengganggu sholat.

Wahai saudara…anjing itu saja begitu rajin, selalu menjawab suara azan, bagaimana dengan kita ..kaum muslimin? Salaam….Rahmat Allah SWT bagi kita semua.
posted by Nuga @ 10/12/2008 09:37:00 am
 
Pasangan Jiwa (Katon Bagaskara)
Wednesday, 8 October 2008 | 0 Comments



Kadangkala aku bertanya
dimana cinta berada
tersembunyi tiada kunjung menghampiri

Dua angsa memadu rindu
di danau biru bercumbu
pagut sepi ku di sini
letih hati

Begitu jauh
waktu ku tempuh
sendiri mengayuh
biduk kecil, hampa berlayar akankah berlabuh ?
hanya diam
menjawab kerisauan

Kadangkala aku berkhayal
seorang di ujung sana
juga tengah menanti
tiba saatnya


Begitu ingin
berbagi batin
mengarungi hari
yang berwarna

dimana diapasangan jiwaku ?
ku mengejar bayangan
kian menghilang
penuh berharap


by Tyas

posted by Nuga @ 10/08/2008 06:11:00 am
 
My Photo
Name:
Location: Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

I'm just an ordinary person

Previous Posts
Archives
Silahkan Di ISI



  • Links
    Status : NuGa
    Visit the Site
    My Link Banner



    eXTReMe Tracker



    Youahie