AnuGa Smg Blogspot

Kotbah Jumat - (Minggu ke 2)
Monday, 30 June 2008 | 1 Comments

Kothib waktu itu masih muda dan tampan, wajahnya kuning langsat bersih. dia mengenakan baju putih sederhana berlengan panjang. Bahasa Arabnya fasih sekali. Pertama kali dimulai beliau membuka dengan bacaan puji-pujian lalu ayat-ayat ajakan ketakwaan, lalu entah surah-surah apa, lama dan panjaaaaaaang sekali.



Kukira ini kotbah berbahasa Arab, sampai-sampai aku menanti-nanti kapan dia mulai berbahasa Indonesia. Bagi yang baru mengikuti kutbahnya pasti akan terperangah, kagum akan bahasa Arabnya, lalu ….menanti-nanti bahasa yang dimengertinya.

“Hadirin yang dimuliakan Allah”. Oh…ini dia. Ada Indonesianya ternyata.

Negeri kita ini ibarat sebuah bahtera (kapal) di samudra yang luas. Dan kita rakyat Indonesia adalah sebagai penumpangnya. Semua sama-sama mengendarai dan berlayar dalam bahtera ini. Andaikata dalam mengarungi samudra ini, ada seseorang yang melakukan suatu kebodohan. Yaitu melobangi dasar kapal. Apabila tak seorangpun yang mencegah, apa yang akan terjadi? Niscaya bahtera akan tenggelam, dan semua penumpangnya akan musnah. Walaupun yang lain tak tahu apa-apa dan tidak berdosa apa-apa.

Maka dari itu hadirin yang dimuliakan Allah
Kita tidak boleh berdiam diri demi melihat kemunkaran atau kekeliruan. Kita harus meluruskan semampu kita. Mulailah dari lingkungan di dekat kita, keluarga kita, teman-teman kita dan saudara-saudara kita dll.
Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Ahzr. Bahwa kita harus saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran
.

Hmm…begitu rupanya maksud kotbah ini. Memang disaat ini sangat dibutuhkan orang-orang yang berani bertindak. Do something demi melihat hal-hal yang tercela. Betapa indahnya jika kita saling mengingatkan dengan baik dan sopan santun ketika melihat sesiapa melakukan kekeliruan sekecil apapun. Dengan menyadari bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan peringatan, dan selanjutnya adalah….terserah anda.

Pernah kubaca sebuah hadist, disebutkan kalau kita melihat orang yang sedang bertikai, maka kita dianjurkan untuk memisah atau meneriakkan kalimat peringatan “Takutlah kepada Alloh…takutlah kepada Alloh….”.
Ini sama halnya yang dilakukan Fahri dalam AAC, waktu bertikai di Trem. “shalli ‘alan nabi…shalli ‘alan nabi..”. (Shalawat untuk nabi). Lalu hadirin serta merta menengadahkan tangan bersholawat untuk Rasul.

Tapi hadirin-hadirat…..apakah kita sanggup? Haa???!!
Itu tidak mudah …wahai saudaraku. Apakah kalau kita lihat orang yang bertikai (padudon). Lalu serta merta kita meneriakkan………”Takutlah kepada Alloh……takutlah kepada Alloh….Takutlah adzabnya yang pediihh…”.
Bukannya mereka sadar, malah kita disangka orang gila. Selain diguyu pithik, kucing pun akan terkekeh-kekeh melihat kita.

Lalu…apa yang bisa kita perbuat? Yah…andai kita benar-benar sangat lemah….doakan saja. Sedangkah Alloh lebih menyukai umatnya yang kuat daripada umat yang lemah, meskipun diantara keduanya terdapat kebaikan.

Wassalam.
posted by Nuga @ 6/30/2008 07:51:00 pm
 
Karena Dia Manusia Biasa
Sunday, 22 June 2008 | 0 Comments
(Nuga: sebuah artikel entah didapat dari mana, cukup indah untuk direnungkan bagi mereka yang ingin menggapai ridho Allah, melalui suatu hubungan perkawinan. Thanx to Tyas for this article)

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir manusiawi lah). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya. Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah.

Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.

“Kenapa kamu memilih dia?” Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya, perlahan dia membuka laci meja riasnya. Menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima Amplop putih panjang. Saya memandangnya tak mengerti.
“Buka aja.” Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4. Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas. Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu :

Kepada YTH
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat

Assalamu’alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama …… menginginkan anda …… untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu’alaikum Wr Wb


Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat ‘lamaran’ yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya :D. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

“Kenapa kamu memilih dia?”
“Karena dia manusia biasa.”
Dia menjawab mantap.
Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku.” “Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan?

Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah ‘proses usaha’. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan ‘nama’. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang ‘melekat’ pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.

Lalu, bagaimana dengan cinta?, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

by Tyas
posted by Nuga @ 6/22/2008 09:06:00 am
 
Bumi dan Kubur Memanggil
Thursday, 19 June 2008 | 1 Comments

Anas bin Malik ra berkata : Bahwa bumi setiap hari memanggil dengan 10 kalimat, yaitu :
1. Wahai anak Adam, engkau berjalan di atas punggungku dan engkau akan kembali ke dalam perutku.
2. Engkau bermaksiat di atas punggungku, maka engkau akan disiksa dalam perutku.
3. Engkau tertawa di atas punggungku, maka engkau akan menangis dalam perutku.
4. Engkau makan barang haram di atas punggungku, maka engkau akan dimakan ulat dalam perutku.
5. Engkau bergembira di atas punggungku, maka engkau akan bersedih dalam perutku.
6. Engkau mengumpulkan barang haram di atas punggungku, maka engkau akan hancur dalam perutku.
7. Engkau berlaku sombong di atas punggungku, maka engkau akan terhina dalam perutku.
8. Engkau berjalan dengan senang di atas punggungku, maka engkau akan jatuh susah dalam perutku.
9. Engkau berjalan di atas cahaya di atas punggungku, maka engkau akan duduk dalam gelapnya perutku.
10. Engkau berjalan dengan orang banyak di atas punggungku, maka engkau akan duduk sendirian dalam perutku.

Bahwa kubur itu setiap hari memanggil dengan 3 kali seruan :
1. Aku ini adalah rumahnya orang sendirian, rumah duka cita, rumah kala jengking dan rumah ular.
2. Aku adalah rumah kegelapan.
3. Aku adalah rumah ulat dan apa persiapanmu sebelum memasuki aku ?


Bahwa kubur itu setiap hari memanggil dengan 5 kali panggilan :
1. Aku adalah rumah orang sendirian, maka carilah teman yang setia untukmu dengan banyak membaca Al-Qur’an.
2. Aku adalah rumah kegelapan, maka terangilah aku dengan shalat malam.
3. Aku adalah rumah debu, maka bawalah tikar dengan banyak beramal shalih.
4. Aku adalah rumah ular besar, maka bawalah penawarnya dengan membaca : Bismillahirrohmanirrohim. Yang disertai mengalirnya air mata (karena rasa takutnya kepada Allah).
5. Aku adalah rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka perbanyaklah di atas punggungku dengan membaca : Laa ilaha ilallah, Muhammadar rasulullah. Supaya dirimu bisa menjawabnya.

posted by Nuga @ 6/19/2008 10:30:00 am
 
Kado Terindah
Friday, 13 June 2008 | 0 Comments



Seiring bergulirnya sang waktu
Tanpa peduli jarak dan waktu
Kau bimbing aku untuk menggapai semua mimpiku
Tuk selalu bersamamu

Keikhlasanmu meluluhkan hati dan jiwaku
Hingga tak mampu sedetikpun aku melupakanmu
Kebahagianku adalah saat kau menerimaku apa adanya
Ketulusan hatimu membuatku takut kehilangan

Ya Allah Engkau yang Maha Mengetahui
Tetapkanlah hati ini
Untuk selalu dijalan-Mu
Aku ingin cinta ini datang karena-Mu

Terima kasih atas semua waktu tenaga dan pikiran
Yang telah kau curahkan hanya untukku
Semua itu lebih dari apa yang aku harapkan
Kuingin itu tak hanya kebahagiaan yang sesaat

Sayang…. terima kasih
Ini adalah kado di ulang tahunku
Kado terindah dalam hidupku
Aku selalu berdoa untuk hubungan ini
I love U......

by Tyas
posted by Nuga @ 6/13/2008 10:41:00 pm
 
MUSHOLA "BABAT ALAS" As-Shidiq
Tuesday, 3 June 2008 | 0 Comments

Kisah ini kutulis pada th. 2005

Seorang mantan rewang (pembantu) di keluarga kami sebut saja Mustofa asal dari desa G. Seorang pemuda yang fasih baca dan tulis Al-Quran, ringan tangan, sholeh dan taat dalam agama. Dia menikah dengan seorang gadis yang juga mantan rewang di keluarga kami asal dari desa B. Sebagaimana asal usul keluarga kami sebagian besar juga dari sana.
Seperti diketahui di desa tersebut masih menganut adat yang bertentangan dengan ajaran Agama Islam. Masyarakat masih menganut kepercayaan gugon tuhon. Yaitu kepercayaan yang di luar nalar dan logika kita. Desa mawa cara negara mawa tata, begitulah adanya.

Contohnya dalam setiap acara baik itu manten, kelahiran, kematian dan apapun, tidak pernah tidak selalu diisi dengan acara melek-melek dimana KEPLEK menjadi acara utamanya.
Alkisah, saat acara kematian, setelah modin mendoakan dan hadirin mengamini, hingga selesai maka mereka tata-tata, tikar digelar kartu disiapkan. Tuan rumah tentu saja akan menyiapkan segala sajian kopi, teh, kacang, jajan pasar, dll.

Tentu saja mereka juga butuh penghangat badan, seperti minuman keras, dengan “surungan” kacang. Ini sebuah logika yang keliru, kenapa air disurung dengan kacang, Bukankah kalau kita 'kesereten' (susah menelan makanan) kita harus minum ? sungguh dunia ini sudah terbalik rupanya.

Disamping jenazah yang seharusnya butuh doa bacaan ayat-ayat suci, Yasin, tahlil dll. Tapi yang dia dapat adalah keriuhan, obrolan, dan kadang umpatan para gambler ini. Setahu saya mereka enggan jika ada perhelatan tidak disertai melek-melek seperti itu.

Contoh lain suatu malam ada seorang yang sakit panas yang menurut mereka terkena gangguan roh. Maka orang yang mengobati memerintahkan beberapa pemuda untuk ke kuburan guna mengambil lumut yang tumbuh menempel di pathok/nisan salah satu makam. Sebagai campuran ramuan obat yang hendak diminumkan kepada si sakit. Itulah beberapa contoh, sebagian dari banyak hal yang diluar logika.

Mustofa setelah menikah tinggal di tempat istrinya. Demi melihat keadaan desa ini, tergerak hatinya untuk berusaha menanamkan ajaran-ajaran Islami kepada siapapun yang mau. Tentu tidak dengan mudah mengajak orang-orang agar mau meninggalkan hal-hal yang bertentangan tersebut.
Karena dia sendiri juga bukan golongan orang yang berada, yang semua bisa dia beli dengan uang. Hanya dengan ketulusan hati dan niat baik, sedikit-demi sedikit berusaha mengikisnya. Prinsipnya orang-orang tua boleh tidak bisa dipegang, tapi paling tidak anak-anaknya harus bisa diarahkan. Generasi mendatang, anak-anak dan pemudanya tidak boleh ikut hanyut dengan kebiasaan yang keliru.

Dimulai dari mencari teman yang sepaham, mengajak anaknya untuk diajari Baca tulis Al-Quran. satu dua orang. Lalu sedikit-demi sedikit mengumpulkan uang dan menghimpun dana guna membeli pengeras suara. Triknya, beberapa orang anak bergantian membaca surat-surat dalam Al-Quran dengan pengeras suara agar terdengar sampai jauh dan menarik perhatian anak-anak lain. Lambat laun usahanya membuahkan hasil, walaupun tidak banyak beberapa anak mulai bergabung.

Dalam rapat-rapat desa juga mulai diusulkan pembuatan Mushola sekaligus sebagai TPA nantinya. Setelah disepakati mulai dicari donatur. Alhamdulillah dana mulai terkumpul sedikit-demi sedikit. Bahkan seorang yang tergerak hatinya rela menghibahkan tanahnya untuk didirikan Mushola tersebut.

Dari kabarnya sekarang sudah dikeramik dengan tenaga sukarela penduduk sekitar yang mengerjakannya selepas bekerja. Tetangga desa juga sudah mulai melirik guna mengajarkan anak-anaknya. Hingga kini semua masih dalam taraf menarik perhatian masyarakat, dengan tanpa menarik biaya alias gratis.

Alkisah sebelumnya digunakan jerami sebagai lantai dan ditutupi tikar. Sehingga jika waktu sujud dalam sholat sering terdengar 'kretek-kretek-kretek' suara serangga makan jerami.

Meskipun masih kecil yang dia hasilkan tapi dia merasa bersyukur dan lega karena yang dia cita-citakan minimal sudah terwujud. Kisah ini diceritakan sendiri oleh yang bersangkutan, tergugah hati saya demi melihat hal ini. Kami yang notabene keturunan dari tempat itu tidak sanggup berbuat apa-apa. Sehingga orang lain yang datang dengan ketulusan dan kegigihan rela meninggalkan pekerjaan dan menomorsekiankan keluarganya. rela melakukan babat alas demi perbaikan di tanah leluhur kami.

Semoga kehidupannya menjadi lebih baik dan semoga Allah memuliakan, melimpahkan berkah dan rahmat kepadanya. Amin.
posted by Nuga @ 6/03/2008 07:42:00 pm
 
My Photo
Name:
Location: Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

I'm just an ordinary person

Previous Posts
Archives
Silahkan Di ISI



  • Links
    Status : NuGa
    Visit the Site
    My Link Banner



    eXTReMe Tracker



    Youahie