Bukan racun sungguhan, tapi justru hidangan istimewa, hanya keadaanku saja yang bertolak belakang dengan situasi yang terjadi saat itu.Tadi siang dijamu ama mbakyu dengan menu rumahan, yaitu Nasi dengan sayur asem-asem gajih. gajih itu bagi orang2 tertentu adalah sangat menggiurkan, gurih dan kenyal. dikombinasi dengan buncis, jagung muda (putren?) dkk. dalam satu kesatuan yang disebut
Sayur Asem. Ditemani oleh tempe goreng, dan peyek kacang yang renyah cap Matahari. hmmm mak nyuss sekali. Oya ada yang kurang...sambel terasi. Dan...akan lebih afdol lagi kalo dimakan di pematang sawah atau di sebuah dangau. (
kek gak ada kerjaan..mo makan nyari sawah)
Hmm....sekali lagi aku harus menelan
poisonous meals. Performance ku yang notabene sudah overweight, tak sanggup menentang kelezatan sayur asem gajih masakan beliau.
Jangan kwatir mbakyu...masakannya sipp kok.
Besok...makan apa lagi yah...Eeenak niiih.
Jauh sebelumnya, sebuah pengalaman lain tentang
'poisonous meals'.
Waktu itu aku bepergian ke desa dimana para Eyang, Lik, Bulik dan kerabat lainnya tinggal disana.
Setelah turun dari bus, Rumah yang dituju sudah dekat, hanya bebrapa ratus meter saja. Menjelang sampai, kami jajan dulu...
sate ayam. Satu porsi sudah cukup mengenyangkan. Lalu pulanglah kami ke rumah tujuan dengan jalan kaki.
Sampai di sana, tempat Eyangku setelah cakap2 ini itu..munculah sebuah hidangan makan.
Wakksss!! belum ada 30 menit sejak makan sate tadi.
"Ayo makan dulu...ini ada sambel goreng, dan telur bebek. Ayo ndang dimakan""Anu..tadi sampun makan di jalan..itu ...beli sate di pojok jembatan sana""Alaah...makan dimana, wis..iki di ma'em sik ngger..ayo gek ndang"Aku makan sesuap demi sesuap, serasa mendaki bukit terjal. Menampiknya berarti melukai hatinya. jadi harus makan. Semangat!!
Selesai makan...lalu minta ijin untuk anjangsana ke tempat Eyang yang satunya dimana tinggal bersama pak Lik dan Bulik.
Rumahnya hanya di depannya selisih beberapa rumah saja. Sampai disana disambut seluruh kerabat, salam2an, dan tanya2 kabar keluarga. Kulihat seorang lik-ku tergopoh-gopoh melarikan sepeda onthelnya, entah kemana.
Sambil ngobrol2, Teh manis panas dihidangkan bersama kue2 ala kadarnya.
"Ayo diminum"Aku menyruput teh panas itu sedikit..hmm panas sekali.
"Ayo dimakan ini...ayo jangan malu2"Mereka tidak tahu betapa aku baru saja berjuang melawan sendok & garpu.
Tak lama kulihat lik bersepeda tadi datang, langsung njujug dapur. Entah apa yang diperbuat, hanya saja aku punya firasat buruk..sangat buruk.
Benar saja..
Bulik datang ke ruang tamu sambil menenteng bakul nasi plus piring2.
OOoh MY God!!!.......
Aku tersenyum kecut.
Segera semua terjajar rapi di depanku, cething nasi, mangkuk berisi sayur, lauk pauk, krupuk dan sebangsanya.
Aku menarik nafas panjang, mataku nanar melihat benda2 di depanku. Cobaan apalagi ini.
Terngiang2 kembali kata2 tadi.
"Menolaknya berarti tidak sopan dan akan melukai hatinya"Dan tak ada gunanya aku berontak dan berdalih macam2. Mereka tidak akan mendengar.
Aku adalah kerabat jauh yang belum tentu setahun sekali datang. Jadi sebisanya mereka selalu memberikan suguhan yang terbaik.
"Ayo pada makan dulu..seadanya lho" Semua sudah melontarkan mandatnya.
Aku menciduk nasi di cething sambil cengar-cengir tanpa sebab. Kuusahakan sesedikit mungkin. Tapi usahaku sia-sia, setiap mata memperhatikan dengan cermat.
"Ayo lho..sing tenanan" (Nah...apa kubilang)
Semua lauk dan sayur disodor2kan lebih dekat supaya aku menciduknya. Sate tadi, menyesal sekali aku memakannya. Ya Alloh berilah hambamu kekuatan. Menyenangkan orang lain adalah ibadah, Semangat!!!! (
kuteriakkan dlm hati dengan loyo)
"Ya gini ini le...tidak seperti di kota..serba enak""Ah sami mawon...sini malah enak2...sana ndak ada" basa-basiku sekenanya.
"Makan dulu..nanti makan lagi ndak papa...soale tempatnya lik mu nanti jauh"Waaksss!!!!. Hampir nyembur makananku. Aku baru sadar, kesini adalah untuk acara
njagong. Lik ku yang satunya mantenan...setelah ini kami semua akan berangkat bareng2...
dan itu artinya....
Aaaaaaarrrrrrggghhhhhhh......aku pingsan dengan sukses.