23 Juli 2008
Thursday, 24 July 2008
Semilir angin berhembus
Melayangkan untain kata, terbang terangkai
Tiupan sepoi menarikan rambut terurai
Sepasang mata termenung sekilas balik
Pandanganku terlepas jauh ke hamparan
Menyambut sinar, perlahan redup tenggelam
Hanyalah senyuman jiwa mengikis kehampaan
Bagai lilin redup, memukau sinar terpadam
Perlahan kurasakan si jarum berdetak dan berputar.
Aku masih di sini, dalam sebuah penantian
Mataku masih terbuka dan semakin dibelalakan untuk memandang.
Telingaku masih tajam dan semakin diberdayakan untuk mendengar.
Aku ingin mengingatmu sekali lagi
Sebelum terpejam mata lelah ku ini
Karena diatas pembaringan ini
Ku tarik nafas panjang untuk coba meredam
Secarik rindu yang ingin kusampaikan
Lewat sebaris mimpi
Satu-dua syair menemani
Dalam bait-bait yang kurangkai
Mungkin kau tak kan mendengarnya
Namun dapatkah kau rasakan jua?
Maafkan aku, bila mengusik tidurmu
Kuingin letakkan setangkai cinta
Tepat diatas hatimu
(Tyas)
Melayangkan untain kata, terbang terangkai
Tiupan sepoi menarikan rambut terurai
Sepasang mata termenung sekilas balik
Pandanganku terlepas jauh ke hamparan
Menyambut sinar, perlahan redup tenggelam
Hanyalah senyuman jiwa mengikis kehampaan
Bagai lilin redup, memukau sinar terpadam
Perlahan kurasakan si jarum berdetak dan berputar.
Aku masih di sini, dalam sebuah penantian
Mataku masih terbuka dan semakin dibelalakan untuk memandang.
Telingaku masih tajam dan semakin diberdayakan untuk mendengar.
Aku ingin mengingatmu sekali lagi
Sebelum terpejam mata lelah ku ini
Karena diatas pembaringan ini
Ku tarik nafas panjang untuk coba meredam
Secarik rindu yang ingin kusampaikan
Lewat sebaris mimpi
Satu-dua syair menemani
Dalam bait-bait yang kurangkai
Mungkin kau tak kan mendengarnya
Namun dapatkah kau rasakan jua?
Maafkan aku, bila mengusik tidurmu
Kuingin letakkan setangkai cinta
Tepat diatas hatimu
(Tyas)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home